
Belakangan ini, publik dikejutkan oleh kabar kelulusan siswa dari sekolah yang berlokasi di barak militer. Situasi ini menimbulkan pro dan kontra, terutama soal kelayakan proses pendidikan di tempat yang jauh dari lingkungan belajar ideal. Dalam menanggapi hal tersebut, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan pandangannya secara terbuka dan kritis.
Menurut beliau, pendidikan sejatinya harus berlangsung dalam suasana yang mendukung perkembangan kognitif, emosional, dan sosial siswa. Maka, wajar jika muncul pertanyaan: apakah proses belajar di barak militer bisa menjamin kualitas kelulusan yang setara dengan sekolah formal lainnya?
Suara Akademisi: Pendidikan Tidak Bisa Dipaksa dalam Kekakuan
Guru Besar UPI menjelaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter, interaksi sosial, dan pengalaman belajar yang menyeluruh. Menempatkan siswa dalam barak militer, menurutnya, bisa menimbulkan tantangan serius terhadap prinsip-prinsip dasar pendidikan.
“Lingkungan belajar seharusnya kondusif, mendukung rasa aman dan nyaman, bukan dalam suasana militeristik yang cenderung kaku,” tegasnya. Ia pun menyoroti pentingnya pendekatan pedagogis yang humanis, bukan sekadar fokus pada kedisiplinan yang ekstrem.
Faktor Kelulusan: Prosedur Harus Jelas dan Terbuka
Selanjutnya, Guru Besar UPI juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dalam proses penilaian kelulusan. Ia mempertanyakan apakah para siswa yang dinyatakan lulus dari barak militer tersebut telah menjalani asesmen yang sah sesuai standar pendidikan nasional.
Tanpa kurikulum yang jelas dan tenaga pengajar profesional, proses belajar mengajar menjadi rentan terhadap penyimpangan. Apalagi, jika kelulusan digunakan sebagai justifikasi atas situasi darurat tanpa evaluasi yang objektif.
“Otoritas pendidikan harus mengaudit prosesnya, bukan hanya menerima hasil akhir tanpa tinjauan menyeluruh,” ungkapnya. Hal ini penting agar kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan tidak tercoreng.
Solusi dan Rekomendasi: Kembalikan Fungsi Sekolah sebagai Ruang Tumbuh
Meskipun mengakui bahwa keadaan darurat bisa memaksa perubahan lokasi sekolah, Guru Besar tersebut tetap menyarankan agar siswa segera dikembalikan ke lingkungan belajar yang sesuai. Ia menekankan pentingnya pemulihan pasca-konflik atau bencana, termasuk melalui konseling psikologis bagi siswa yang belajar dalam tekanan.
Pemerintah daerah dan pusat diharapkan mengambil langkah aktif untuk menyediakan alternatif ruang belajar, baik dengan membangun sekolah darurat berbasis komunitas atau memanfaatkan fasilitas umum yang lebih ramah anak.
Kesimpulan: Pendidikan Butuh Lingkungan, Bukan Sekadar Tempat
Kelulusan siswa dari barak militer bukan sekadar berita, tapi juga peringatan bagi dunia pendidikan. Seorang Guru Besar UPI telah menyuarakan keprihatinan dan sekaligus harapan. Pendidikan adalah proses jangka panjang yang membutuhkan perhatian menyeluruh, bukan solusi instan di tengah keterbatasan.