
Banyak orang menganggap perfeksionisme sebagai sifat positif. Memang, memiliki standar tinggi bisa memacu seseorang untuk bekerja lebih baik. Namun, menurut para psikolog, perfeksionisme yang berlebihan justru bisa menjadi penghambat utama kepercayaan diri. Alih-alih merasa puas dengan pencapaian, individu perfeksionis justru lebih sering merasa tidak cukup baik.
Perfeksionisme bukan hanya soal ingin hasil terbaik, tetapi juga tentang rasa takut gagal, takut dinilai, dan keinginan untuk menghindari kesalahan sekecil apapun. Hal inilah yang kerap membuat seseorang merasa tidak pernah cukup, meskipun telah berusaha keras.
Psikolog: Perfeksionisme Bisa Menurunkan Rasa Percaya Diri
Menurut psikolog klinis, perfeksionisme erat kaitannya dengan self-esteem atau rasa percaya diri. Ketika seseorang selalu merasa harus sempurna, ia cenderung mengukur nilai dirinya dari pencapaian atau validasi orang lain. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka rasa percaya dirinya bisa runtuh seketika.
Dr. Livia Hartanti, seorang psikolog dari Jakarta, menjelaskan, “Perfeksionisme membuat seseorang fokus pada kekurangan dan kegagalan, bukan pada proses atau usaha. Akibatnya, mereka sulit merasa cukup atau bangga pada diri sendiri.”
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa perfeksionisme kronis dapat memicu kecemasan, depresi, bahkan burnout. Ini karena individu perfeksionis sering kali menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak layak dihargai.
Ciri-Ciri Perfeksionisme yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda umum perfeksionisme antara lain:
- Terlalu takut membuat kesalahan.
- Sulit memulai tugas karena takut gagal.
- Selalu merasa hasil kerja belum cukup baik, meskipun orang lain sudah memuji.
- Menghindari tantangan baru karena takut tidak mampu.
- Terlalu kritis terhadap diri sendiri dan orang lain.
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala ini, sebaiknya mulai waspada dan mencari cara untuk mengatasinya.
Cara Mengatasi Perfeksionisme Agar Kepercayaan Diri Tumbuh
Berita baiknya, perfeksionisme bisa diatasi. Berikut beberapa langkah yang disarankan oleh para ahli:
- Ubah cara berpikir: Fokus pada proses, bukan hanya hasil akhir.
- Berani mencoba: Jangan takut gagal. Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran.
- Berikan penghargaan untuk usaha sendiri, meskipun hasilnya belum sempurna.
- Buat target realistis, bukan target yang mustahil dicapai.
- Berlatih self-compassion atau kasih sayang pada diri sendiri.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, rasa percaya diri dapat tumbuh tanpa harus selalu merasa harus sempurna.
Penutup: Sempurna Boleh, Tapi Sehat Mental Lebih Penting
Perfeksionisme memang sering terlihat sebagai kelebihan, tapi jika tak dikelola dengan baik, bisa menjadi hambatan besar dalam hidup. Psikolog menegaskan bahwa mengejar kesempurnaan tanpa menerima diri apa adanya bisa merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengenali batasnya, menerima ketidaksempurnaan, dan mulai membangun rasa percaya diri dari hal-hal kecil yang sudah dicapai. Ingat, menjadi versi terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi sempurna.