
Mal yang Pernah Jadi Primadona Bekasi
Beberapa tahun silam, salah satu mal legendaris di Bekasi pernah menjadi pusat keramaian. Tempat ini menjadi pilihan utama warga untuk belanja, hangout, hingga menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Suasana hiruk-pikuk, musik dari tenant, dan lalu-lalang pengunjung adalah pemandangan biasa yang selalu tampak setiap hari.
Namun kini, pemandangan itu tinggal kenangan. Mal yang dulu ramai tersebut kini sepi, nyaris tak berpenghuni. Banyak tenant yang tutup, dan sebagian besar lantai kosong tak terisi. Tak sedikit netizen menyebutnya “bak kuburan” karena sunyinya benar-benar terasa mencekam.
Kenapa Bisa Sepi? Ini Faktor Penyebabnya
Perubahan drastis ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: apa yang menyebabkan mal legendaris di Bekasi ini kehilangan pengunjung?
Pertama, munculnya pusat perbelanjaan baru yang lebih modern menjadi salah satu faktor utama. Dengan desain yang lebih kekinian, fasilitas lengkap, serta tenant ternama, mal-mal baru mampu menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda.
Kedua, pergeseran perilaku konsumen turut memengaruhi. Di era digital, belanja online menjadi pilihan utama karena lebih praktis dan hemat waktu. Hal ini menyebabkan pusat perbelanjaan fisik kehilangan daya tariknya, terutama yang tidak melakukan pembaruan konsep atau fasilitas.
Ketiga, pandemi COVID-19 memperparah kondisi. Selama pembatasan sosial, banyak tenant gulung tikar. Meski kondisi sudah membaik, sebagian besar toko tidak kembali buka karena operasional dianggap tidak lagi menguntungkan.
Kondisi Terkini: Sepi, Kosong, dan Terlupakan
Saat ini, suasana mal terasa sangat berbeda dari masa jayanya. Lorong-lorong yang dulu padat pengunjung kini kosong melompong. Sebagian eskalator bahkan tidak lagi berfungsi. Beberapa toko masih bertahan, namun jumlah pengunjung sangat minim.
Menurut pengakuan salah satu petugas keamanan, jumlah pengunjung per hari bisa dihitung dengan jari. “Dulu ramai banget, apalagi akhir pekan. Sekarang sih, sepi banget. Paling cuma pengunjung yang sengaja mampir ke satu-dua toko yang masih buka,” ujarnya.
Harapan dan Solusi: Bisa Bangkit Lagi?
Meski kondisinya memprihatinkan, bukan berarti tidak ada harapan. Banyak mal yang sebelumnya mengalami nasib serupa, kini bangkit kembali dengan konsep yang lebih relevan dan inovatif. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain:
- Rebranding dan renovasi untuk menarik perhatian generasi muda.
- Menyulap sebagian area menjadi ruang kreatif, coworking space, atau pusat UMKM.
- Menyediakan spot hiburan berbasis teknologi, seperti AR/VR zone, mini studio konten, dan komunitas kreatif.
Kunci kebangkitan mal terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan tren dan kebutuhan zaman. Tanpa inovasi, mal tersebut hanya akan menjadi monumen kejayaan masa lalu yang terus ditinggalkan.
Kesimpulan: Dari Legenda ke Lupakan — Akankah Bangkit Kembali?
Transformasi gaya hidup masyarakat dan pesatnya digitalisasi memang menjadi tantangan besar bagi pusat perbelanjaan tradisional. Namun, dengan strategi tepat dan keberanian untuk berubah, mal legendaris di Bekasi masih punya peluang untuk hidup kembali.