
Konten KBS Picu Kemarahan Penggemar
Stasiun televisi Korea Selatan, KBS, menuai kecaman setelah mengunggah sebuah video yang dinilai provokatif oleh penggemar NewJeans, salah satu girl group K-pop paling populer saat ini. Unggahan tersebut dianggap tidak pantas karena menyisipkan narasi yang berbau seksual terhadap artis muda dalam grup tersebut.
Video yang dimaksud menampilkan reaksi seorang aktor pria terhadap penampilan NewJeans, namun yang menjadi sorotan adalah judul clickbait dan potongan video yang dianggap mempermainkan ekspresi sang aktor secara seksual. Hal ini langsung memicu gelombang protes dari penggemar NewJeans, baik dari Korea maupun luar negeri.
Fans NewJeans Geram: Tudingan Eksploitasi dan Seksualisasi
Tidak butuh waktu lama bagi tagar #KBS_RespectNewJeans menjadi trending di media sosial, khususnya X (dulu Twitter). Para penggemar mengecam KBS karena dianggap mengeksploitasi artis remaja demi engagement dan klik.
Lebih lanjut, fans menyebutkan bahwa tindakan ini sangat tidak etis, mengingat sebagian besar anggota NewJeans masih di bawah umur. Mereka mendesak KBS untuk segera menghapus video tersebut dan meminta maaf secara terbuka. Banyak pula yang menyoroti bagaimana media kerap memanfaatkan popularitas artis muda tanpa mempertimbangkan dampak psikologis atau sosial yang mungkin timbul.
KBS Angkat Bicara, Tapi Belum Meredakan Amarah Fans
Setelah menuai banyak kritik, KBS akhirnya menghapus video tersebut dari kanal resminya. Tak lama kemudian, pihak KBS mengeluarkan pernyataan bahwa mereka “tidak memiliki niat untuk menampilkan konten yang bersifat seksual atau merendahkan” dan meminta maaf atas kesalahan yang terjadi.
Namun, permintaan maaf tersebut dianggap tidak cukup oleh sebagian fans, yang menilai bahwa hal ini bukan hanya soal video semata, melainkan mencerminkan kurangnya sensitivitas media terhadap isu eksploitasi terhadap idol muda.
Pelajaran Penting: Media Perlu Lebih Bertanggung Jawab
Kasus ini seharusnya menjadi peringatan bagi media massa, baik di Korea Selatan maupun secara global. Di era digital, konten bisa dengan cepat menyebar dan membentuk opini publik. Oleh karena itu, etika jurnalistik dan tanggung jawab sosial harus menjadi prioritas, terutama saat menyangkut figur publik yang masih muda.
Penyajian konten yang menggiring persepsi seksual terhadap anak di bawah umur sangat berbahaya. Selain bisa berdampak buruk terhadap citra artis, hal ini juga bisa menormalisasi pandangan yang salah di tengah masyarakat.
Kesimpulan: Jangan Korbankan Etika Demi Viralitas
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan terhadap konten media, khususnya yang melibatkan artis remaja. Meskipun tujuannya adalah engagement dan penonton, media tetap harus memprioritaskan etika dan tanggung jawab.