
Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit Moyamoya? Meski namanya terdengar unik dan asing, kondisi ini merupakan gangguan serius yang menyerang pembuluh darah otak. Moyamoya adalah penyakit langka yang dapat menyebabkan stroke, terutama pada anak-anak dan orang dewasa muda. Karena gejalanya kerap samar, banyak kasus Moyamoya terlambat terdeteksi hingga menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa.
Melalui artikel ini, mari kita kenali lebih dalam gejala penyakit Moyamoya agar bisa lebih waspada sejak dini.
Apa Itu Penyakit Moyamoya?
Moyamoya adalah gangguan progresif pada pembuluh darah di otak, terutama arteri karotis internal dan cabangnya. Nama “Moyamoya” berasal dari bahasa Jepang yang berarti “awan kabut”, menggambarkan tampilan pembuluh darah kecil abnormal pada otak dalam hasil angiografi. Ketika pembuluh darah besar menyempit atau tersumbat, tubuh akan membentuk pembuluh darah kecil baru sebagai kompensasi. Sayangnya, pembuluh darah ini rapuh dan tidak cukup kuat untuk menopang aliran darah yang sehat.
Penyakit ini bisa menyebabkan stroke iskemik (karena kekurangan aliran darah) atau stroke hemoragik (karena perdarahan pembuluh darah di otak).
Gejala Moyamoya yang Perlu Diwaspadai
Salah satu alasan mengapa Moyamoya sering tidak terdiagnosis sejak awal adalah karena gejalanya bervariasi dan bisa menyerupai gangguan lain. Namun, beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai antara lain:
- Serangan iskemik sementara (TIA)
Gejalanya mirip stroke ringan, seperti kelemahan mendadak di satu sisi tubuh, sulit berbicara, atau penglihatan kabur. - Sakit kepala kronis
Sering kali menyerang dengan intensitas tinggi dan tidak merespons obat penghilang rasa sakit biasa. - Kejang
Terutama pada anak-anak, kejang bisa menjadi salah satu gejala awal Moyamoya. - Penurunan fungsi kognitif
Kesulitan konsentrasi, kebingungan, atau penurunan memori jangka pendek dapat muncul secara bertahap. - Gangguan bicara dan penglihatan
Beberapa pasien mengalami kesulitan berbicara atau melihat secara tiba-tiba dan sementara.
Gejala-gejala ini bisa muncul secara mendadak, dan seiring waktu, frekuensinya bisa meningkat jika tidak ditangani dengan baik.
Siapa yang Rentan Terkena Moyamoya?
Penyakit Moyamoya dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya:
- Anak-anak: Umumnya terdeteksi saat usia 5–10 tahun.
- Orang Asia Timur: Terutama Jepang, Korea, dan Cina memiliki angka kasus lebih tinggi.
- Riwayat keluarga: Moyamoya bisa bersifat genetik.
- Pasien dengan sindrom tertentu, seperti Down syndrome atau anemia sel sabit.
Meski lebih banyak ditemukan di Asia Timur, kasus Moyamoya juga mulai ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Deteksi dan Penanganan Dini Sangat Penting
Mendiagnosis Moyamoya biasanya memerlukan prosedur pencitraan otak, seperti MRI, MRA, atau angiografi serebral. Jika terdiagnosis, dokter mungkin menyarankan operasi revascularisasi untuk membantu memperbaiki aliran darah ke otak.
Selain itu, pasien juga harus menjalani perawatan jangka panjang, termasuk terapi fisik, pengobatan antiplatelet, dan pemantauan rutin oleh spesialis saraf.
Kesimpulan: Jangan Abaikan Sinyal Kecil dari Otak Anda
Meski langka, penyakit Moyamoya bisa berdampak besar jika tidak terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, kenali gejalanya dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gangguan neurologis yang tidak biasa. Ingat, langkah kecil dalam kesadaran bisa menjadi penyelamat bagi kesehatan otak Anda.