
Pemerintah dan pelaku industri finansial tengah berpacu dengan waktu untuk mencapai target pembiayaan nasional tahun 2025. Salah satu strategi yang mulai menunjukkan taringnya adalah melalui penguatan sektor modal ventura. Dari nama besar seperti MBG (Mitra Bisnis Global) hingga skema kolektif seperti Koperasi Merah Putih, berbagai pihak kini turun tangan memastikan roda ekonomi terus bergerak.
Dengan pendekatan yang terukur dan berbasis kolaborasi, modal ventura menjadi solusi strategis untuk menjembatani kesenjangan pendanaan, khususnya bagi UMKM dan pelaku ekonomi desa yang masih belum tersentuh pembiayaan konvensional.
MBG: Gencar Biayai UMKM di Tengah Tantangan
Salah satu pemain penting dalam skema ini adalah MBG Ventura. Meski tren pembiayaan melalui modal ventura mengalami penurunan secara umum, MBG tetap optimis. Mereka menargetkan pertumbuhan pembiayaan antara 10–15% sepanjang 2024 sebagai pijakan kuat menuju 2025.
MBG mengandalkan pendekatan berbasis teknologi dan data untuk menilai kelayakan kredit UMKM secara lebih akurat. Tidak hanya itu, lebih dari 75% portofolio pembiayaan MBG difokuskan pada sektor perdagangan, yang terbukti lebih tahan banting terhadap fluktuasi ekonomi.
Koperasi Merah Putih: Bangkitkan Ekonomi dari Desa
Sementara itu, Koperasi Merah Putih hadir sebagai bagian dari program besar pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonomi desa. Rencananya, sebanyak 70.000 koperasi desa akan dibentuk hingga 2025, dengan modal awal Rp 5 miliar per koperasi. Dana ini bersumber dari berbagai pihak—termasuk APBN, APBD, dana desa, hingga pinjaman dari bank BUMN.
Menariknya, koperasi ini tidak hanya akan berperan sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi juga sebagai agent of development di wilayahnya masing-masing. Inilah mengapa strategi ini dinilai sangat potensial sebagai salah satu pilar pencapaian target pembiayaan nasional.
Sinergi yang Membentuk Ekosistem Pembiayaan Inklusif
Kekuatan sebenarnya dari strategi ini terletak pada sinergi antara modal ventura profesional seperti MBG dan kekuatan sosial ekonomi koperasi desa. Di satu sisi, modal ventura menawarkan sistem dan teknologi untuk skoring kredit yang modern. Di sisi lain, koperasi menghadirkan kepercayaan dan kedekatan sosial dengan masyarakat akar rumput.
Dengan menggabungkan keduanya, terciptalah ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat luas, dari kota hingga pelosok.
Menuju Masa Depan: Tantangan dan Harapan
Tentu, tantangan tetap ada. Mulai dari literasi keuangan yang belum merata hingga risiko pembiayaan di daerah terpencil. Namun, dengan keterlibatan aktif semua pihak—pemerintah, swasta, hingga masyarakat—optimisme menuju target pembiayaan 2025 tetap terjaga.
Kesimpulan: Modal Ventura, Pilar Pembiayaan Masa Depan
MBG dan Koperasi Merah Putih bukan hanya program sesaat. Keduanya adalah bagian dari fondasi baru sistem pembiayaan Indonesia. Jika dijalankan konsisten dan terus disempurnakan, target pembiayaan 2025 bukan hanya bisa dicapai—tetapi bisa dilampaui.