
Anggota DPR RI sekaligus tokoh publik yang dikenal dekat dengan rakyat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia mengambil langkah unik dalam menangani siswa bermasalah atau dikenal sebagai “siswa nakal” dengan cara yang berbeda dari biasanya. Alih-alih menghukum secara keras atau mengeluarkan dari sekolah, Dedi justru mengajak TNI dan Polri untuk ikut serta dalam proses pembinaan karakter mereka.
Langkah ini bukan hanya bertujuan membentuk disiplin, tetapi juga memperbaiki pola pikir serta memberi motivasi agar para siswa bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menariknya, pendekatan ini mendapat respons positif dari masyarakat luas.
Libatkan TNI-Polri untuk Pendidikan Karakter
Menurut Dedi, keterlibatan TNI dan Polri bukan dalam bentuk militerisasi, melainkan penanaman nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan nasionalisme. Para siswa yang sebelumnya sering membolos, melakukan perundungan, hingga terlibat tawuran kini dibina secara langsung oleh aparat melalui kegiatan-kegiatan terstruktur seperti pelatihan baris-berbaris, outbond, hingga kegiatan sosial.
Dengan pendekatan yang tegas namun humanis ini, para siswa diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri. Mereka diajak menyadari kesalahan, mengenal nilai-nilai kebangsaan, serta diajarkan bagaimana menjadi bagian dari solusi, bukan masalah di lingkungan mereka.
Dari Sanksi Sosial Menuju Transformasi Positif
Sebelum program ini berjalan, banyak siswa bermasalah hanya mendapatkan sanksi administratif dari sekolah. Namun, Dedi Mulyadi melihat bahwa hukuman seperti itu tidak selalu efektif. Oleh karena itu, ia menawarkan solusi yang lebih menyentuh aspek psikologis dan moral siswa.
Hasilnya? Banyak siswa yang mengaku lebih memahami arti tanggung jawab dan disiplin setelah mengikuti pembinaan ini. Bahkan beberapa di antaranya menyatakan ingin menjadi anggota TNI atau Polri sebagai bentuk perubahan sikap dan cita-cita baru.
Dampak Positif bagi Sekolah dan Masyarakat
Tidak hanya dirasakan oleh siswa, program ini juga berdampak positif bagi sekolah dan lingkungan sekitar. Angka kenakalan pelajar di wilayah yang menerapkan program ini mulai menurun. Guru pun merasa lebih terbantu karena perubahan sikap siswa mulai terlihat secara signifikan.
Selain itu, hubungan antara aparat keamanan dan warga menjadi semakin harmonis. Keberadaan TNI-Polri dalam kegiatan pembinaan turut memperkuat citra positif aparat di mata generasi muda.
Kesimpulan: Inovasi Edukasi untuk Generasi Lebih Baik
Dedi Mulyadi sekali lagi membuktikan bahwa pendekatan luar biasa bisa datang dari niat tulus untuk memperbaiki. Melalui keterlibatan TNI-Polri dalam pembinaan siswa nakal, ia berhasil menghadirkan solusi yang bukan hanya solutif, tapi juga inspiratif.
Langkah ini bukan sekadar menertibkan, melainkan membina. Dengan metode seperti ini, masa depan generasi muda bisa diselamatkan, dan potensi mereka dapat diarahkan ke jalur yang positif. Jadi, sudah saatnya dunia pendidikan mengadopsi pendekatan-pendekatan kreatif seperti yang dilakukan Dedi—tegas, menyentuh hati, dan membangun masa depan.