
Perjalanan seharusnya menjadi momen aman dan nyaman bagi penumpang. Namun, insiden mengejutkan terjadi di Tangerang saat sebuah bus Primajasa diserang oleh sekelompok pengamen. Peristiwa ini langsung menuai sorotan, terutama karena mengancam keselamatan penumpang dan pengemudi.
Insiden tersebut membuka kembali diskusi lama mengenai keamanan transportasi umum dan regulasi aktivitas pengamen jalanan.
Kejadian di Tengah Jalan: Ketegangan Dimulai dari Penolakan
Insiden bermula ketika bus Primajasa jurusan Tangerang–Jakarta sedang dalam perjalanan seperti biasa. Di salah satu titik, sekelompok pengamen naik dan mulai mengamen di dalam bus. Namun, sopir dan kru bus menolak kehadiran mereka karena dianggap mengganggu kenyamanan penumpang.
Sayangnya, penolakan tersebut justru memicu emosi para pengamen. Menurut keterangan saksi, mereka mulai membentak sopir, lalu merusak kaca jendela menggunakan benda keras saat turun. Akibatnya, suasana di dalam bus menjadi panik. Sejumlah penumpang bahkan histeris dan meminta bus segera berhenti untuk turun.
Respons Cepat: Polisi Bergerak Amankan Pelaku
Tak lama setelah kejadian, sopir bus segera melapor ke pihak kepolisian terdekat. Aparat dari Polres Metro Tangerang langsung bergerak cepat dengan memeriksa lokasi dan mencari pelaku berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan saksi.
“Sudah ada beberapa pelaku yang kami amankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Kami akan proses hukum agar ada efek jera,” ujar Kapolres Tangerang dalam konferensi pers.
Langkah cepat ini mendapat apresiasi dari publik, terutama para pengguna transportasi umum yang merasa keselamatannya sering terancam oleh aksi premanisme berkedok pengamen.
Reaksi Penumpang dan Netizen: Takut dan Geram
Penumpang yang berada di dalam bus saat kejadian mengaku trauma. Beberapa dari mereka membagikan pengalamannya di media sosial. Unggahan tentang kejadian ini pun viral, memancing ratusan komentar netizen yang menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap keamanan transportasi publik.
“Baru tahu sekarang ngamen bisa sambil maksa dan ngancam. Ini sih bukan ngamen, tapi pemalakan,” tulis salah satu warganet di Twitter.
Tak sedikit pula yang meminta agar pengamen tidak lagi diizinkan naik ke kendaraan umum karena sering meresahkan.
Evaluasi Sistem Keamanan: Saatnya Bertindak Tegas
Kejadian ini menjadi sinyal penting bagi otoritas terkait untuk meningkatkan sistem keamanan dalam transportasi umum. Perlu adanya kebijakan tegas terkait aktivitas di dalam bus, termasuk larangan bagi pengamen, pedagang, atau pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.
Operator bus pun didorong untuk meningkatkan pengawasan serta bekerja sama dengan aparat agar kejadian serupa tidak terulang.
Kesimpulan: Keamanan Penumpang Harus Jadi Prioritas
Insiden penyerangan bus Primajasa oleh pengamen di Tangerang menjadi peringatan serius tentang pentingnya penegakan hukum di transportasi umum. Keamanan penumpang bukan hanya tanggung jawab sopir, tetapi juga butuh dukungan dari aparat dan pemerintah.