
Singkawang bukan hanya dikenal sebagai kota seribu klenteng, tetapi juga kaya akan sajian kuliner khas yang unik dan sarat nilai budaya. Salah satu makanan yang patut Anda kenal adalah Bubur Pekong, sebuah hidangan tradisional yang hanya muncul pada momen tertentu, terutama saat perayaan keagamaan di klenteng (pekong).
Berbeda dari bubur biasa, Bubur Pekong memiliki keunikan dalam penyajian dan makna filosofis, menjadikannya tidak hanya lezat, tetapi juga bernilai spiritual tinggi.
Apa Itu Bubur Pekong?
Bubur Pekong adalah bubur tradisional yang biasanya disajikan saat perayaan besar di klenteng, seperti Imlek, Cap Go Meh, atau hari besar lain dalam kepercayaan Tionghoa. Nama “pekong” sendiri merujuk pada sebutan lokal untuk klenteng atau tempat sembahyang.
Bubur ini sering dijadikan sebagai bagian dari persembahan kepada leluhur dan dewa-dewi. Namun, setelah ritual selesai, bubur ini dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol berkah dan kebersamaan.
Keunikan Rasa dan Tampilan
Tidak seperti bubur pada umumnya, Bubur Pekong memiliki komposisi yang sederhana namun penuh simbolik. Biasanya terdiri dari:
- Bubur putih polos, sebagai lambang kesucian dan ketulusan hati
- Taburan kacang tanah goreng dan irisan daun seledri untuk menambah aroma dan rasa gurih
- Kadang ditambahkan irisan cakwe, bawang goreng, dan sedikit garam
Meskipun tampak sederhana, kombinasi rasa dari bahan-bahan tersebut menciptakan kelezatan yang khas dan autentik. Yang menarik, bubur ini sering disajikan secara gratis di halaman klenteng kepada siapa pun yang datang, tanpa memandang latar belakang agama atau suku.
Nilai Sosial dan Filosofi di Baliknya
Lebih dari sekadar makanan, Bubur Pekong adalah simbol berbagi dan kebersamaan. Melalui pembagian bubur ini, masyarakat diajak untuk saling menghormati, berbagi rezeki, dan mempererat hubungan antarumat beragama. Tradisi ini menjadi bentuk nyata dari toleransi yang telah mengakar kuat di masyarakat Singkawang.
Selain itu, bubur ini juga mencerminkan kehidupan sederhana, rendah hati, dan penuh syukur. Tidak heran, banyak orang merasakan ketenangan batin saat ikut serta dalam momen ini.
Bubur Pekong dalam Wisata Kuliner dan Budaya
Kini, seiring meningkatnya minat wisatawan terhadap budaya lokal, Bubur Pekong menjadi daya tarik tersendiri dalam wisata kuliner Singkawang. Banyak pengunjung yang penasaran ingin merasakan langsung suasana spiritual dan kehangatan tradisi melalui bubur ini.
Beberapa acara budaya bahkan mulai mengenalkan bubur ini sebagai bagian dari promosi kuliner lokal, agar tidak punah di tengah arus modernisasi.
Kesimpulan: Bubur Pekong, Cita Rasa yang Menyatukan
Bubur Pekong khas Singkawang bukan hanya makanan, tapi juga media pemersatu budaya, simbol pengabdian, dan wujud nyata toleransi. Dalam kesederhanaannya, tersimpan makna mendalam tentang hidup berdampingan dan saling memberi. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Singkawang saat perayaan keagamaan, jangan lewatkan untuk mencicipi bubur ini—karena satu suapnya bisa meninggalkan kesan yang membekas di hati.