Portal Berita Online

Bukan Sekadar Patah Hati: Studi Ungkap Risiko Mematikan pada Pria

Patah hati bukan hanya soal emosi. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai Takotsubo Syndrome atau Broken Heart Syndrome. Meskipun terdengar romantis, sindrom ini bisa sangat berbahaya. Baru-baru ini, sebuah studi mengungkap bahwa pria yang mengalami sindrom patah hati memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan wanita. Temuan ini memicu perhatian serius dari para ahli kesehatan.

Apa Itu Sindrom Patah Hati?

Sindrom patah hati terjadi saat seseorang mengalami stres emosional atau fisik yang ekstrem, seperti kehilangan orang tercinta, perceraian, atau trauma berat. Kondisi ini menyebabkan pelemahan tiba-tiba pada otot jantung. Gejalanya mirip serangan jantung: nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak normal. Namun, tidak ada penyumbatan pada pembuluh darah seperti pada serangan jantung konvensional.

Mengapa Pria Lebih Rentan Terhadap Risiko Kematian?

Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association menemukan bahwa meskipun lebih banyak wanita yang terdiagnosis Takotsubo, justru pria yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal dunia setelah didiagnosis. Dalam studi ini, peneliti menganalisis ribuan kasus dan menemukan bahwa pria cenderung mengalami sindrom ini akibat pemicu fisik, seperti kecelakaan atau operasi, bukan emosional. Akibatnya, kerusakan pada jantung cenderung lebih parah.

Transisi ini membuka fakta menarik lainnya: pria sering kali terlambat mencari pertolongan medis, memperburuk kondisi yang sebetulnya bisa ditangani sejak dini.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Meskipun mirip serangan jantung, sindrom patah hati memiliki ciri khas tertentu. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Nyeri dada mendadak
  • Sulit bernapas
  • Jantung berdebar-debar
  • Rasa lelah ekstrem

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala ini, segera cari pertolongan medis. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa.

Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Untungnya, sindrom ini bisa dicegah. Mengelola stres adalah kunci utama. Berikut beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan:

  1. Kelola Emosi – Luangkan waktu untuk relaksasi seperti meditasi, yoga, atau terapi.
  2. Jaga Kesehatan Jantung – Rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat.
  3. Jangan Menunda ke Dokter – Jika merasakan gejala tidak biasa, segera periksa.
  4. Bangun Dukungan Sosial – Berbicara dengan orang yang dipercaya bisa mengurangi beban emosional.

Kesimpulan: Saatnya Pria Lebih Peka Terhadap Kesehatan Emosional

Temuan studi ini menjadi pengingat penting bahwa kesehatan jantung bukan hanya soal fisik, tapi juga psikis. Pria sering kali menyimpan stres tanpa mengekspresikannya. Padahal, tekanan emosional yang tidak dikelola bisa berujung fatal.