fokus konsentrasi meningkat mahjong ways trend mahjong ways jalan kreatif mahjong ways game seru inspirasi bisnis mahjong ways cuan cerita pengguna utang tekanan mahjong ways harapan baru hidup sempit tekanan harapan mahjong ways tak punya kerja mahjong ways awal perubahan ditinggal pasangan finansial mahjong ways semangat baru mahjong ways game cuan dari rumah mahjong ways pilihan anak mudawaktu luang inspirasi mahjong ways healing jenuh tidak produktif mahjong ways tenang game termotivasi mahjong ways hal positif stres kreatif mahjong ways tujuan hidup gagal kerja mahjong ways freelance bebas anak muda mahjong ways bisnis kreatif cara tak biasa penghasilan mahjong ways dropshipper toko online modal mahjong ways gagal startup ide bisnis mahjong ways iseng mahjong ways lembur proyek cuan iseng mahjong ways umkm jajanan khas karyawan burnout keseimbangan mahjong ways

Didikan atau Tekanan? Siswa Kabur dari Barak TNI, Ahli Ingatkan Risiko Psikologis

Satu Siswa Kabur, Isu Pembinaan Disorot

Belakangan ini, publik dikejutkan oleh kabar mengenai seorang siswa yang kabur saat menjalani pembinaan di barak militer milik TNI. Kasus ini terjadi setelah siswa tersebut, bersama beberapa rekan lainnya, dikirim ke markas TNI sebagai bentuk “pendisiplinan” akibat pelanggaran tata tertib di sekolah.

Namun, alih-alih menjadi solusi, insiden ini justru menimbulkan kekhawatiran baru, terutama dari sisi kesehatan mental dan perlindungan anak.

Tujuan Awal Dipertanyakan

Menurut pihak sekolah, pengiriman ke barak TNI bertujuan untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. Metode ini memang sempat populer di beberapa daerah sebagai upaya pembinaan alternatif. Namun, para ahli mulai mempertanyakan efektivitas serta dampak jangka panjang terhadap psikologis anak.

Salah satu pengamat pendidikan dan anak, Dr. Yuliana Pratama, menilai bahwa pendekatan semacam ini bisa menjadi bumerang. “Anak-anak berada dalam fase pertumbuhan mental yang sangat rentan. Memberikan tekanan fisik dan emosional justru bisa menimbulkan trauma,” ungkapnya saat diwawancarai media nasional.

Risiko Psikologis Tidak Bisa Diabaikan

Anak yang kabur diduga mengalami tekanan mental selama masa “pembinaan”. Hal ini menunjukkan bahwa bukan semua siswa bisa menerima pendekatan militeristik sebagai solusi pendisiplinan. Rasa takut, tekanan sosial, dan ketidaknyamanan lingkungan bisa memicu reaksi negatif yang justru merugikan perkembangan mental anak.

Menurut psikolog anak, tekanan seperti ini bisa menimbulkan rasa tidak aman, gangguan tidur, dan bahkan gangguan kecemasan di masa depan. Apalagi, jika tidak disertai dengan pendekatan psikologis dan dukungan emosional yang tepat.

Perlu Evaluasi Sistem Pembinaan Sekolah

Dengan adanya insiden ini, banyak pihak mendesak agar sistem pembinaan siswa di sekolah dievaluasi kembali. Alih-alih mengadopsi pendekatan militer yang keras, seharusnya sekolah menerapkan pendekatan edukatif dan dialogis yang mengedepankan empati.

Sebagai alternatif, program pembinaan berbasis konseling, pelatihan karakter, atau aktivitas komunitas dinilai lebih efektif dalam membentuk kepribadian siswa secara positif tanpa menciptakan tekanan berlebihan.

Kesimpulan: Kedisiplinan Tak Harus Lewat Kekerasan

Kasus siswa yang kabur dari barak TNI menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan. Mendidik bukan berarti menakuti, dan kedisiplinan tidak harus ditanamkan lewat tekanan fisik. Anak-anak adalah generasi penerus yang membutuhkan bimbingan, bukan intimidasi.

Pemerintah, sekolah, dan orang tua harus bersama-sama mengevaluasi metode pembinaan yang digunakan. Saatnya beralih ke pendekatan yang lebih manusiawi dan sesuai dengan perkembangan zaman—agar pendidikan benar-benar mencetak pribadi unggul, bukan korban tekanan.

Related Posts

Membangun Akses Pendidikan: Dua Sekolah Rakyat Siap Beroperasi di Sumbar Tahun Ini

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan inklusif. Dua Sekolah Rakyat resmi akan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru mendatang. Kehadiran sekolah ini menjadi kabar baik…

Putusan Bersejarah MK: SD-SMP Swasta Kini Digratiskan demi Pendidikan Setara

Mahkamah Konstitusi (MK) kembali membuat gebrakan besar dalam dunia pendidikan. Baru-baru ini, MK memutuskan bahwa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) swasta harus digratiskan. Putusan ini lahir dari…

You Missed

Bitcoin dan Klan Trump: Aksi Borong Rp 40,75 Triliun yang Bikin Pasar Berguncang

Bitcoin dan Klan Trump: Aksi Borong Rp 40,75 Triliun yang Bikin Pasar Berguncang

Dari Kemewahan ke Kehancuran: “Bad Boy Billionaires” dan Skandal Kredit Sritex yang Mengguncang

Dari Kemewahan ke Kehancuran: “Bad Boy Billionaires” dan Skandal Kredit Sritex yang Mengguncang

Menerjang Arus, Menjemput Cuan: Saham BUMN Pilihan di Tengah Derasnya Dividen

Menerjang Arus, Menjemput Cuan: Saham BUMN Pilihan di Tengah Derasnya Dividen

Dua Luka Satu Derita: Keluarga Korban Malapraktik RS Erni Medika Juga Jadi Korban Penipuan?

Dua Luka Satu Derita: Keluarga Korban Malapraktik RS Erni Medika Juga Jadi Korban Penipuan?

Dibalik Meja Judi: Gaya Hidup Mewah Istri Terdakwa yang Bikin Geleng-Geleng

Dibalik Meja Judi: Gaya Hidup Mewah Istri Terdakwa yang Bikin Geleng-Geleng

Ketika Chip Jadi Senjata: Wall Street Melemah akibat Isu Larangan Ekspor Semikonduktor ke China

Ketika Chip Jadi Senjata: Wall Street Melemah akibat Isu Larangan Ekspor Semikonduktor ke China