fokus konsentrasi meningkat mahjong ways trend mahjong ways jalan kreatif mahjong ways game seru inspirasi bisnis mahjong ways cuan cerita pengguna utang tekanan mahjong ways harapan baru hidup sempit tekanan harapan mahjong ways tak punya kerja mahjong ways awal perubahan ditinggal pasangan finansial mahjong ways semangat baru mahjong ways game cuan dari rumah mahjong ways pilihan anak mudawaktu luang inspirasi mahjong ways healing jenuh tidak produktif mahjong ways tenang game termotivasi mahjong ways hal positif stres kreatif mahjong ways tujuan hidup gagal kerja mahjong ways freelance bebas anak muda mahjong ways bisnis kreatif cara tak biasa penghasilan mahjong ways dropshipper toko online modal mahjong ways gagal startup ide bisnis mahjong ways iseng mahjong ways lembur proyek cuan iseng mahjong ways umkm jajanan khas karyawan burnout keseimbangan mahjong ways

Kontroversi Usulan Anak Nakal ke Barak TNI, Ini Penegasan Wamen Pendidikan Dasar

Belakangan ini, publik dihebohkan dengan usulan yang menyarankan agar anak-anak yang dianggap nakal dikirim ke barak militer (TNI) untuk dibina dengan kedisiplinan ala militer. Gagasan ini muncul sebagai respons atas meningkatnya kenakalan remaja, mulai dari tawuran hingga pelanggaran hukum ringan lainnya.

Meski tampak menarik di permukaan, terutama bagi mereka yang mendambakan ketertiban dan kedisiplinan generasi muda, usulan ini langsung menuai kontroversi dari berbagai kalangan, termasuk praktisi pendidikan dan psikolog anak.

Wamen Pendidikan Dasar Menilai Usulan Itu Kurang Tepat

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Pendidikan Dasar, secara tegas menyatakan bahwa usulan tersebut tidak sejalan dengan pendekatan pendidikan yang berorientasi pada perkembangan anak. Ia menilai bahwa mengirim anak ke barak militer bukanlah solusi mendasar atas permasalahan perilaku remaja.

“Anak-anak yang berperilaku menyimpang tidak bisa diselesaikan dengan hukuman keras atau pendekatan militer. Mereka butuh pemahaman, pembinaan karakter, dan pendampingan psikologis,” ujar Wamen tersebut dalam pernyataan resminya.

Pendidikan Karakter Lebih Efektif daripada Pendekatan Militeristik

Alih-alih mengadopsi pendekatan yang bersifat keras dan represif, Wamen menyarankan agar pendidikan karakter diperkuat melalui kurikulum dan aktivitas sekolah. Program seperti pembelajaran berbasis proyek, konseling, dan kegiatan ekstrakurikuler dinilai lebih mampu membentuk sikap dan empati anak.

Lebih lanjut, pendekatan seperti pemulihan berbasis komunitas (restorative justice) juga dinilai cocok untuk menangani perilaku menyimpang tanpa harus menghilangkan hak anak atas pendidikan dan perlindungan.

Tanggapan Pakar dan Aktivis Anak

Sejalan dengan pandangan Wamen, sejumlah psikolog dan pemerhati anak juga menyatakan kekhawatiran mereka terhadap wacana tersebut. Menurut mereka, barak militer bukan lingkungan yang sesuai untuk anak-anak, apalagi yang sedang dalam masa pertumbuhan emosional.

“Tekanan dan kedisiplinan ekstrem justru bisa menimbulkan trauma, bukan perubahan positif,” kata seorang psikolog anak dalam wawancara dengan media nasional.

Sebaliknya, pendampingan berbasis kasih sayang dan pemahaman terbukti lebih efektif dalam membantu anak menyadari kesalahannya serta memperbaiki perilakunya secara jangka panjang.

Solusi Holistik Jadi Kebutuhan Mendesak

Peningkatan kenakalan remaja memang menjadi persoalan serius yang perlu ditangani. Namun, solusinya harus bersifat holistik dan berkelanjutan. Pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat perlu membentuk sinergi dalam membangun sistem pendidikan yang tak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada perkembangan karakter dan nilai moral.

Wamen pun menegaskan bahwa Kemendikbudristek siap memperluas program pendidikan karakter dan konseling di sekolah, termasuk pelatihan guru agar mampu menangani dinamika perilaku siswa dengan pendekatan yang tepat.

Kesimpulan: Anak Bukan Masalah, Tapi Harapan Masa Depan

Anak yang nakal bukan untuk dihukum dengan keras, melainkan dibina dan didampingi agar kembali ke jalur yang benar. Usulan mengirim mereka ke barak TNI mungkin lahir dari niat baik, namun perlu dikaji lebih dalam agar tidak justru melukai perkembangan psikologis mereka.

Pendidikan adalah alat transformasi, bukan alat hukuman. Oleh karena itu, pendekatan yang manusiawi dan edukatif harus tetap menjadi prioritas dalam menangani generasi muda bangsa.

Related Posts

Membangun Akses Pendidikan: Dua Sekolah Rakyat Siap Beroperasi di Sumbar Tahun Ini

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan inklusif. Dua Sekolah Rakyat resmi akan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru mendatang. Kehadiran sekolah ini menjadi kabar baik…

Putusan Bersejarah MK: SD-SMP Swasta Kini Digratiskan demi Pendidikan Setara

Mahkamah Konstitusi (MK) kembali membuat gebrakan besar dalam dunia pendidikan. Baru-baru ini, MK memutuskan bahwa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) swasta harus digratiskan. Putusan ini lahir dari…

You Missed

Bitcoin dan Klan Trump: Aksi Borong Rp 40,75 Triliun yang Bikin Pasar Berguncang

Bitcoin dan Klan Trump: Aksi Borong Rp 40,75 Triliun yang Bikin Pasar Berguncang

Dari Kemewahan ke Kehancuran: “Bad Boy Billionaires” dan Skandal Kredit Sritex yang Mengguncang

Dari Kemewahan ke Kehancuran: “Bad Boy Billionaires” dan Skandal Kredit Sritex yang Mengguncang

Menerjang Arus, Menjemput Cuan: Saham BUMN Pilihan di Tengah Derasnya Dividen

Menerjang Arus, Menjemput Cuan: Saham BUMN Pilihan di Tengah Derasnya Dividen

Dua Luka Satu Derita: Keluarga Korban Malapraktik RS Erni Medika Juga Jadi Korban Penipuan?

Dua Luka Satu Derita: Keluarga Korban Malapraktik RS Erni Medika Juga Jadi Korban Penipuan?

Dibalik Meja Judi: Gaya Hidup Mewah Istri Terdakwa yang Bikin Geleng-Geleng

Dibalik Meja Judi: Gaya Hidup Mewah Istri Terdakwa yang Bikin Geleng-Geleng

Ketika Chip Jadi Senjata: Wall Street Melemah akibat Isu Larangan Ekspor Semikonduktor ke China

Ketika Chip Jadi Senjata: Wall Street Melemah akibat Isu Larangan Ekspor Semikonduktor ke China