
Bicara soal kuliner khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan, nama Ketupat Kandangan tentu tidak boleh dilewatkan. Hidangan tradisional ini bukan hanya menggugah selera, tetapi juga sarat makna budaya yang diwariskan turun-temurun. Uniknya, ketupat ini disajikan bersama ikan haruan (ikan gabus) yang dimasak dalam kuah santan kental berbumbu rempah khas Banjar.
Tak heran jika Ketupat Kandangan sering hadir dalam momen-momen spesial seperti Idulfitri atau acara adat. Rasanya yang kaya dan tampilannya yang menggoda membuat hidangan ini semakin dikenal di berbagai daerah.
Sejarah dan Filosofi di Balik Ketupat Kandangan
Asal usul Ketupat Kandangan berasal dari daerah Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Pada awalnya, hidangan ini disajikan sebagai sajian istimewa saat lebaran atau perayaan penting keluarga. Seiring waktu, ketenarannya menyebar ke seluruh penjuru Banjarmasin, bahkan hingga ke luar Kalimantan.
Ketupat yang digunakan dibuat dari beras yang dimasak dalam anyaman janur kelapa, lalu dipadukan dengan ikan gabus yang kaya protein dan memiliki nilai simbolis—melambangkan kekuatan dan ketahanan dalam hidup.
Racikan Bumbu yang Bikin Ketagihan
Salah satu kekuatan Ketupat Kandangan terletak pada bumbu kuahnya. Perpaduan santan kental, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, lengkuas, ketumbar, dan kayu manis menciptakan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang harmonis.
Ikan haruan yang digunakan biasanya diasapi terlebih dahulu, memberikan aroma khas yang memperkuat rasa kuah. Setelah dimasak bersama bumbu, ikan ini disajikan di atas potongan ketupat dan disiram dengan kuah santan hingga meresap sempurna.
Hasilnya? Hidangan beraroma wangi, rasa yang dalam, dan tekstur lembut yang berpadu sempurna dalam setiap suapan.
Tradisi yang Tetap Hidup di Zaman Modern
Meskipun zaman terus berubah, Ketupat Kandangan tetap lestari dan bahkan makin populer. Banyak rumah makan khas Banjar di Banjarmasin dan kota besar lainnya menyajikan menu ini dengan cita rasa otentik. Beberapa bahkan mulai berinovasi, seperti mengganti ikan gabus dengan ikan patin atau ayam bagi konsumen yang tidak terbiasa.
Di sisi lain, banyak warga Banjar yang tinggal di luar daerah tetap menjadikan Ketupat Kandangan sebagai pengobat rindu akan kampung halaman.
Kesimpulan: Warisan Rasa dari Tanah Banjar
Ketupat Kandangan bukan hanya sekadar makanan, melainkan wujud cinta terhadap tradisi dan budaya. Setiap bumbu, setiap potong ketupat, dan setiap gigitan ikan haruan menyimpan cerita yang memperkaya kekayaan kuliner Nusantara.
Jika kamu sedang berkunjung ke Banjarmasin atau ingin mencicipi rasa autentik dari Kalimantan Selatan, jangan lupa mencicipi Ketupat Kandangan. Rasanya tidak hanya memuaskan perut, tapi juga menghangatkan hati.