
Dua Entitas, Satu Nama Besar
Unilever merupakan nama besar dalam industri barang konsumsi global. Di Indonesia, kita mengenalnya sebagai PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), sementara induk globalnya adalah Unilever PLC, perusahaan multinasional asal Inggris-Belanda. Meski berada di bawah payung yang sama, nasib keduanya justru berbeda. Kinerja keuangan UNVR dalam beberapa tahun terakhir tampak lesu, sementara Unilever PLC justru mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Apa yang menyebabkan perbedaan ini? Mengapa UNVR tersendat sementara Unilever PLC melesat?
Kinerja UNVR: Terpukul Konsumen dan Persaingan
UNVR pernah menjadi primadona saham di Bursa Efek Indonesia. Namun, sejak pandemi, kinerja perusahaan ini mulai menurun. Beberapa faktor utama penyebabnya antara lain:
1. Perubahan Pola Konsumsi
Pandemi mendorong masyarakat untuk lebih berhemat. Produk-produk fast-moving consumer goods (FMCG) premium dari UNVR menjadi kurang diminati. Konsumen beralih ke merek lokal yang lebih terjangkau.
2. Persaingan yang Semakin Ketat
Munculnya banyak brand lokal dan produk private label di pasar Indonesia semakin menggerus pangsa pasar UNVR. Tak hanya dari sisi harga, pesaing juga mulai unggul dalam inovasi dan pendekatan digital.
3. Keterbatasan Inovasi Lokal
Meskipun berada di bawah grup global, UNVR dianggap kurang cepat beradaptasi dengan selera pasar lokal. Strategi produk yang terlalu generik membuat konsumen kehilangan ikatan emosional.
Kebalikan di Global: Unilever PLC Tancap Gas
Berbeda dari UNVR, Unilever PLC justru mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid. Ada beberapa alasan mengapa induk usaha ini berhasil bertahan, bahkan berkembang:
1. Diversifikasi Pasar Global
Unilever PLC memiliki pasar yang tersebar di berbagai benua. Ketika satu wilayah melemah, pertumbuhan di wilayah lain seperti India, Afrika, atau Eropa Timur mampu menopang kinerja keseluruhan.
2. Inovasi Berkelanjutan dan Digitalisasi
Unilever PLC gencar melakukan inovasi produk dan digitalisasi rantai pasok. Investasi besar-besaran dalam teknologi membuat operasional lebih efisien dan relevan dengan tren konsumen.
3. Fokus pada ESG (Environment, Social, Governance)
Fokus Unilever PLC pada isu keberlanjutan memberikan nilai tambah di mata investor global. Inisiatif seperti pengurangan plastik dan produk ramah lingkungan memperkuat posisi merek secara global.
Apakah UNVR Bisa Bangkit?
Meski performanya saat ini menurun, bukan berarti UNVR tidak bisa bangkit. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
- Adaptasi lebih cepat terhadap selera lokal.
- Menggencarkan inovasi produk dan pemasaran digital.
- Meningkatkan efisiensi operasional dan distribusi.
Kolaborasi yang lebih erat dengan Unilever PLC juga bisa membantu UNVR mentransfer praktik terbaik dari global ke pasar domestik.
Kesimpulan: Satu Nama, Dua Cerita
Perbedaan nasib UNVR dan Unilever PLC menunjukkan bahwa kekuatan merek global saja tidak cukup. Adaptasi lokal, inovasi, dan pemahaman konsumen tetap jadi kunci sukses di setiap pasar. Bagi UNVR, momen ini bisa menjadi titik balik—asal berani berubah dan mendengar suara pasar.