
Sementara dunia masih fokus pada energi terbarukan seperti matahari dan angin, Cina membuat gebrakan besar dalam dunia nuklir dengan mengoperasikan reaktor nuklir berbasis thorium pertama mereka. Menariknya, teknologi ini justru pernah dikembangkan dan kemudian ditinggalkan oleh Amerika Serikat puluhan tahun lalu. Kini, Cina menunjukkan bahwa thorium bisa menjadi kunci untuk energi bersih dan aman di masa depan.
Apa Itu Thorium dan Mengapa Ini Penting?
Thorium adalah unsur radioaktif alami yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif untuk reaktor nuklir. Berbeda dengan uranium, thorium jauh lebih melimpah di alam dan memiliki risiko kecelakaan reaktor yang lebih rendah. Selain itu, thorium menghasilkan limbah radioaktif yang lebih sedikit dan tidak bisa dengan mudah dijadikan senjata nuklir.
Dengan semua keunggulan ini, tak heran bila thorium disebut-sebut sebagai “masa depan energi nuklir yang terlupakan.” Sayangnya, pada era 1960-an, Amerika Serikat sempat meneliti reaktor berbasis thorium, namun akhirnya menghentikannya karena dinilai tidak strategis secara militer—berbeda dengan uranium yang dapat digunakan untuk senjata.
Cina Ambil Alih Tongkat Estafet Riset Thorium
Berbekal ketekunan dan visi jangka panjang, Cina mulai mengembangkan teknologi thorium kembali pada awal 2000-an. Setelah dua dekade riset intensif, negara tersebut akhirnya berhasil mengoperasikan reaktor thorium cair pertama di dunia yang berlokasi di Gurun Gobi, Provinsi Gansu. Reaktor ini disebut sebagai “Molten Salt Reactor” yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan.
Langkah Cina ini mendapat sorotan internasional, karena menandai babak baru dalam teknologi energi nuklir. Sementara negara lain masih bergelut dengan risiko dan biaya tinggi dari reaktor uranium konvensional, Cina sudah selangkah lebih maju dengan pilihan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Mengapa Dunia Perlu Memperhatikan Ini?
Perkembangan ini penting bukan hanya untuk Cina, tapi juga bagi dunia. Dengan berkurangnya ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatnya permintaan energi bersih, thorium bisa menjadi solusi yang sangat menjanjikan. Reaktor jenis ini juga cocok digunakan di negara-negara berkembang karena tidak memerlukan teknologi tinggi untuk pengamanan seperti reaktor uranium.
Selain itu, keberhasilan Cina dalam mengembangkan dan mengoperasikan reaktor thorium ini menjadi tamparan halus bagi negara-negara barat, terutama Amerika Serikat. Riset yang dulu mereka tinggalkan, kini justru membuahkan hasil luar biasa di tangan negara lain.
Kesimpulan: Thorium, Dari Terlupakan Menjadi Harapan
Kisah reaktor thorium ini menggambarkan bagaimana keputusan strategis dalam riset teknologi bisa berdampak besar di masa depan. Amerika mungkin telah melewatkan kesempatan emas, tetapi Cina berhasil memanfaatkannya dan membuka jalan baru bagi energi bersih dunia.
Dengan keberhasilan ini, dunia kini mulai melirik kembali potensi thorium sebagai bahan bakar nuklir generasi berikutnya. Apakah negara-negara lain akan menyusul langkah Cina? Hanya waktu yang bisa menjawab, tapi satu hal pasti—era baru energi nuklir telah dimulai.