
Setelah menjadi buron selama enam hari, satu dari enam tahanan yang kabur dari Pengadilan Negeri Jakarta Utara akhirnya berhasil ditangkap. Penangkapan ini menjadi titik terang dari peristiwa yang sempat membuat geger masyarakat dan menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan di lingkungan pengadilan.
🔓 Kronologi Pelarian: Kabur Saat Akan Sidang
Peristiwa pelarian terjadi pada awal Mei 2025. Enam tahanan melarikan diri saat proses administrasi menjelang sidang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Mereka memanfaatkan kelengahan petugas dan celah pengamanan di ruang tahanan sementara.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, para tahanan tersebut diduga telah merencanakan pelarian ini dengan matang. Mereka saling bekerja sama untuk menjebol ventilasi ruang tahanan lalu kabur ke arah belakang gedung. Sementara itu, petugas jaga baru menyadari kejadian itu beberapa menit setelah pelarian terjadi.
👮 Penangkapan di Wilayah Tangerang: Hasil Penyelidikan Intensif
Setelah melakukan penyelidikan selama hampir satu minggu, tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara berhasil membekuk satu tahanan yang kabur. Penangkapan dilakukan di wilayah Tangerang pada Minggu malam, 11 Mei 2025, tanpa perlawanan berarti.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan, menjelaskan bahwa pelaku sempat berpindah-pindah tempat selama pelariannya. Namun, berkat informasi dari masyarakat dan hasil pelacakan intensif, keberadaan buronan tersebut akhirnya terdeteksi.
🔍 Upaya Memburu Tahanan Lain Masih Berlanjut
Meskipun satu tahanan telah ditangkap, lima lainnya masih dalam pengejaran. Polisi terus memperluas pencarian hingga ke luar Jakarta. Selain itu, aparat juga mendalami apakah ada pihak luar yang membantu pelarian mereka.
“Kami tidak menutup kemungkinan ada yang membantu. Investigasi masih berjalan dan kami optimistis dapat menangkap seluruh tahanan yang kabur,” ujar Gidion dalam konferensi pers.
📉 Evaluasi Sistem Keamanan di Pengadilan
Insiden kaburnya tahanan ini menjadi tamparan keras bagi sistem keamanan di lingkungan pengadilan. Kementerian Hukum dan HAM serta Mahkamah Agung diminta untuk segera mengevaluasi prosedur pengawalan dan pengamanan tahanan selama berada di area persidangan.
Tak hanya itu, sejumlah anggota DPR pun turut mendesak agar sistem pengawasan di semua pengadilan negeri diperketat. Tujuannya tentu untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
✅ Kesimpulan: Satu Tertangkap, Lima Lagi Menunggu Giliran
Penangkapan satu dari enam tahanan yang kabur menjadi langkah awal yang penting. Meski begitu, pekerjaan aparat belum selesai. Lima buronan lainnya masih bebas berkeliaran dan berpotensi menimbulkan ancaman. Oleh karena itu, kerja sama masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi jika melihat keberadaan para buronan tersebut.