
Setiap 15 Mei, rakyat Palestina memperingati Hari Nakba—yang berarti “malapetaka”—sebuah momen tragis ketika lebih dari 700.000 warga Palestina terusir dari tanah air mereka pada tahun 1948. Tahun ini, genap 77 tahun berlalu sejak peristiwa memilukan itu, namun bagi warga Gaza, penderitaan belum berakhir. Bahkan, banyak dari mereka mengatakan bahwa kondisi sekarang jauh lebih buruk daripada tahun 1948.
Dari Pengusiran ke Penindasan: Kenyataan Gaza Hari Ini
Seiring berlalunya waktu, harapan akan kebebasan dan perdamaian seolah terus memudar. Warga Gaza kini hidup di bawah blokade ketat, kehancuran infrastruktur, dan krisis kemanusiaan yang memburuk. Serangan udara yang berulang, kelangkaan air bersih, serta listrik yang hanya menyala beberapa jam per hari menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Menurut kesaksian warga, saat Nakba 1948 mereka masih bisa mencari tempat perlindungan di desa atau wilayah lain. Namun, hari ini, “tidak ada tempat aman di Gaza,” ungkap Ahmad, seorang warga yang selamat dari serangan terbaru.
Kehidupan yang Kian Terhimpit: Saat Masa Lalu Tampak Lebih Ringan
Ironisnya, banyak warga lanjut usia yang mengalami Nakba pertama kini menyatakan bahwa keadaan sekarang jauh lebih menyesakkan. Mereka mengenang masa lalu sebagai masa penderitaan, tetapi tetap ada ruang harapan dan komunitas yang saling membantu.
Namun, hari ini, isolasi total, pengungsian berulang, dan kehilangan anggota keluarga menjadi kenyataan pahit yang terus berulang. Bahkan anak-anak pun tidak luput dari trauma yang mendalam. Generasi yang belum lahir pada 1948 kini membawa luka yang lebih berat, karena mereka hidup di tengah kehancuran tanpa pernah merasakan kedamaian.
Dunia Harus Peduli: Seruan dari Tanah yang Terkepung
Meski dunia internasional sering menyuarakan keprihatinan, banyak warga Gaza merasa suara mereka tidak didengar. Mereka menyerukan kepada dunia agar tidak hanya mengingat Nakba sebagai catatan sejarah, tapi sebagai krisis yang masih berlangsung hingga hari ini.
Organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia terus menyerukan akses bantuan, penghentian blokade, serta perlindungan terhadap warga sipil. Namun tanpa tindakan nyata, penderitaan ini akan terus berulang dan melahirkan lebih banyak generasi yang tumbuh dalam ketakutan dan kemiskinan.
Refleksi dan Harapan: Gaza yang Tak Akan Diam
Meskipun berada dalam kondisi ekstrem, semangat perlawanan dan harapan tetap menyala di hati warga Gaza. Mereka memperingati Nakba bukan hanya untuk mengenang kehilangan, tetapi juga untuk mengobarkan semangat perlawanan dan memperjuangkan hak mereka atas tanah dan kehidupan yang layak.
Sebagai penutup, peringatan 77 tahun Nakba bukan sekadar pengingat sejarah. Ini adalah seruan kuat kepada dunia untuk bertindak, bukan hanya berduka. Karena bagi Gaza, setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan, dan setiap tahun berlalu membawa harapan bahwa penderitaan ini akan berakhir.