
Setelah sempat digadang-gadang sebagai kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, penjualan motor listrik di tahun 2025 justru mengalami penurunan drastis. Padahal, pemerintah dan produsen sudah gencar melakukan promosi dan insentif. Lalu, apa sebenarnya yang membuat masyarakat mulai enggan membeli motor listrik?
📉 Data Penurunan Penjualan
Menurut laporan terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Nasional (GIVKLN), penjualan motor listrik pada kuartal pertama 2025 turun hingga 35% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa ekspektasi pasar tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan.
🚫 1. Infrastruktur Pengisian Daya Masih Minim
Meskipun pemerintah telah membangun sejumlah stasiun pengisian daya, jumlahnya belum mencukupi, terutama di daerah luar kota besar. Banyak pengguna merasa khawatir jika kendaraan mereka kehabisan daya di tengah perjalanan tanpa tempat pengisian yang memadai.
Sebagai akibatnya, masyarakat masih menganggap motor listrik tidak praktis untuk mobilitas harian, apalagi untuk perjalanan jarak jauh.
💸 2. Harga Masih Relatif Mahal
Walaupun ada subsidi, harga motor listrik masih lebih tinggi dibanding motor konvensional dengan spesifikasi serupa. Selain itu, biaya penggantian baterai yang cukup tinggi membuat calon pembeli berpikir dua kali.
Hal ini diperparah oleh kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil, sehingga daya beli masyarakat menurun.
🧪 3. Daya Tahan dan Performa Diragukan
Sebagian besar konsumen masih mempertanyakan ketahanan motor listrik dalam jangka panjang, terutama dari sisi kualitas baterai dan performa saat digunakan dalam berbagai kondisi cuaca atau jalan.
Kurangnya edukasi mengenai teknologi yang digunakan serta belum banyaknya bengkel khusus juga menjadi faktor yang membuat masyarakat ragu.
🔄 4. Masalah After-Sales Service
Pelayanan purna jual masih menjadi titik lemah. Beberapa merek belum memiliki jaringan servis luas, suku cadang sulit didapat, dan teknisi khusus masih terbatas. Akibatnya, konsumen takut menghadapi masalah teknis tanpa solusi yang cepat dan terjangkau.
📢 5. Kurangnya Sosialisasi yang Efektif
Terakhir, masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami manfaat dan cara kerja motor listrik. Kampanye yang dilakukan selama ini lebih banyak bersifat promosi produk, bukan edukasi menyeluruh. Padahal, pemahaman yang baik dapat mendorong kepercayaan dan minat beli.
🚀 Penutup: Solusi untuk Bangkit Kembali
Penurunan penjualan motor listrik di tahun 2025 bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini menjadi momentum evaluasi bagi pemerintah, produsen, dan seluruh ekosistem kendaraan listrik.
Dengan peningkatan infrastruktur, edukasi yang masif, dan perbaikan layanan purna jual, pasar motor listrik masih memiliki potensi besar untuk tumbuh kembali dalam beberapa tahun ke depan.