
Setiap tanggal 15 Mei, dunia memperingati Hari Keluarga Internasional. Momentum ini bukan sekadar seremonial. Lebih dari itu, hari ini menjadi pengingat bahwa keluarga adalah pilar utama pembangunan sosial. Pada tahun 2025, tema peringatan ini mengangkat urgensi mendorong kebijakan publik yang lebih berpihak pada keluarga.
PBB pertama kali menetapkan Hari Keluarga Internasional pada tahun 1993. Sejak saat itu, peringatan ini menjadi ajang penting bagi berbagai negara untuk mengevaluasi, memperkuat, dan merancang kebijakan yang mendukung kesejahteraan keluarga.
Keluarga: Fondasi Kesejahteraan Sosial
Tidak dapat dipungkiri, keluarga adalah lingkungan pertama tempat manusia belajar nilai, etika, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, kebijakan yang mendukung keluarga secara langsung berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat luas.
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi keluarga modern. Misalnya, meningkatnya biaya hidup, kurangnya waktu berkualitas karena jam kerja panjang, hingga akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Semua ini menuntut intervensi kebijakan yang konkret dan berkeadilan.
Mengapa Kebijakan Pro-Keluarga Itu Penting?
Kebijakan yang berpihak pada keluarga memberikan dampak positif berlipat. Beberapa manfaatnya antara lain:
- Meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan melalui cuti orang tua yang fleksibel.
- Mengurangi kemiskinan dengan subsidi pendidikan dan layanan kesehatan dasar.
- Mendorong tumbuh kembang anak dalam lingkungan yang sehat dan stabil.
- Memperkuat hubungan antaranggota keluarga, sehingga risiko konflik rumah tangga dapat ditekan.
Dengan kata lain, kesejahteraan keluarga berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. Pemerintah dan pembuat kebijakan harus menjadikan keluarga sebagai titik sentral dalam perencanaan pembangunan jangka panjang.
Langkah Nyata yang Bisa Dilakukan
Untuk mendukung keluarga, perlu langkah nyata dan berkesinambungan. Berikut beberapa upaya yang bisa diimplementasikan:
- Penyediaan layanan penitipan anak berkualitas dan terjangkau, terutama bagi keluarga pekerja.
- Penguatan program jaminan sosial, termasuk asuransi kesehatan dan bantuan pangan.
- Fleksibilitas jam kerja, yang memungkinkan orang tua lebih hadir dalam kehidupan anak.
- Edukasi parenting dan kesehatan mental, agar keluarga lebih tangguh menghadapi tantangan zaman.
Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting. Mendukung lingkungan yang ramah keluarga, memperkuat solidaritas sosial, dan menjadi bagian dari gerakan peduli keluarga adalah langkah kecil yang berdampak besar.
Kesimpulan: Saatnya Keluarga Jadi Fokus Pembangunan
Peringatan Hari Keluarga Internasional 15 Mei 2025 adalah momentum yang tidak boleh terlewat. Ini saatnya mengarahkan kebijakan publik untuk lebih berpihak pada keluarga—bukan hanya dalam wacana, tapi dalam tindakan nyata.