
Dunia pendidikan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Salah satu gebrakan terbaru datang dari sejumlah sekolah di Surabaya, yang dikabarkan akan menjadikan Mobile Legends: Bang Bang sebagai kegiatan ekstrakurikuler resmi. Kebijakan ini sontak menarik perhatian publik, terutama kalangan pelajar dan orang tua.
Langkah ini menunjukkan bahwa esports tak lagi dianggap sekadar hobi, melainkan mulai diakui sebagai bidang prestasi dan potensi karier masa depan.
Mengapa Mobile Legends Dipilih?
Sebagai game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) populer, Mobile Legends telah memiliki jutaan pemain aktif di Indonesia, khususnya di kalangan remaja. Selain itu, game ini juga sering dipertandingkan di berbagai kejuaraan nasional maupun internasional, termasuk PON dan SEA Games.
Dengan menjadikan Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler, sekolah-sekolah di Surabaya ingin mengasah kemampuan berpikir strategis, kerja sama tim, dan manajemen emosi siswa. Jadi, tidak sekadar bermain game, tetapi ada nilai edukatif yang bisa diambil.
Dukungan Pemerintah dan Dunia Pendidikan
Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengonfirmasi bahwa program ini masih dalam tahap uji coba di beberapa sekolah. Namun, antusiasme siswa terlihat tinggi. Bahkan, beberapa guru TIK dan olahraga siap dilatih menjadi pembina ekstrakurikuler esports, bekerja sama dengan komunitas game profesional.
Menurut perwakilan Dinas Pendidikan, tujuan utama dari program ini adalah untuk membina bakat siswa sejak dini, sembari tetap mengedepankan keseimbangan antara akademik dan non-akademik.
Manfaat Positif Ekstrakurikuler Esports
Banyak yang bertanya: apakah game bisa benar-benar mendidik? Jawabannya, bisa — jika dikelola dengan benar. Ekstrakurikuler Mobile Legends ini dirancang dengan struktur latihan, jadwal, dan evaluasi yang jelas. Beberapa manfaat yang diharapkan antara lain:
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan cepat.
- Melatih koordinasi dan komunikasi dalam tim.
- Membuka peluang karier di bidang game dan teknologi digital.
- Menyalurkan hobi secara positif dan terarah.
Dengan pendekatan yang tepat, ekstrakurikuler ini bisa menjadi alternatif positif dari kebiasaan bermain game secara sembarangan.
Catatan Penting: Tetap Perlu Pengawasan dan Batasan
Meskipun inovatif, program ini tentu tidak lepas dari tantangan. Oleh karena itu, pengawasan ketat tetap diperlukan, baik dari guru maupun orang tua. Sekolah juga akan menetapkan batas waktu bermain dan memastikan siswa tidak mengabaikan pelajaran utama.
Lebih dari itu, penting untuk menanamkan pada siswa bahwa menjadi atlet esports juga memerlukan disiplin tinggi, etika bermain, dan kemampuan mengelola waktu.
Kesimpulan: Mobile Legends, Jembatan Baru Dunia Pendidikan dan Teknologi
Keputusan menjadikan Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler menunjukkan bahwa pendidikan di Surabaya terus bergerak mengikuti perkembangan zaman. Esports bukan lagi dianggap musuh pendidikan, tetapi justru bisa menjadi jembatan baru untuk menggali potensi siswa di era digital.