
Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun masa depan energi hijau. Salah satu target besar yang sedang digagas adalah menjadi produsen energi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia pada 2029. Dengan potensi alam yang melimpah dan dukungan kebijakan yang mulai menguat, ambisi ini bukan sekadar angan. Namun, seberapa siapkah Indonesia untuk merebut posisi puncak dari negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Filipina?
Potensi Besar di Tanah Cincin Api
Sebagai negara yang berada di kawasan Ring of Fire, Indonesia menyimpan potensi panas bumi yang sangat besar. Diperkirakan, total potensi sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai lebih dari 28 GW (gigawatt). Saat ini, pemanfaatannya baru sekitar 2,3 GW, yang menjadikan Indonesia sebagai produsen panas bumi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Namun, dengan sisa cadangan yang begitu besar, pemerintah menargetkan pembangunan 6,2 GW kapasitas terpasang hingga tahun 2029. Jika target ini tercapai, bukan mustahil Indonesia akan menjadi raja panas bumi dunia.
Langkah Nyata Menuju Ambisi Energi Hijau
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM telah menetapkan serangkaian strategi untuk mewujudkan ambisi ini. Beberapa langkah konkret yang sudah dilakukan antara lain:
- Penyederhanaan regulasi bagi investor panas bumi
- Pemberian insentif fiskal untuk proyek-proyek geothermal
- Kerja sama dengan swasta dan lembaga internasional
- Peningkatan eksplorasi dan teknologi pengeboran
Selain itu, proyek-proyek besar seperti PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Ulubelu, Sarulla, dan Lahendong terus diperluas dan dikembangkan sebagai tulang punggung energi bersih nasional.
Tantangan yang Masih Membayangi
Meski ambisi besar telah dicanangkan, Indonesia tetap harus menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan panas bumi. Beberapa hambatan yang sering muncul antara lain:
- Proses eksplorasi yang memakan biaya besar dan berisiko tinggi
- Kendala perizinan lahan yang berada di kawasan hutan lindung
- Kurangnya tenaga ahli geothermal di tingkat lokal
- Masih minimnya infrastruktur pendukung di daerah terpencil
Untuk itu, sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal sangat dibutuhkan agar proyek berjalan lancar dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Panas Bumi, Masa Depan Energi Indonesia
Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memimpin dunia dalam pemanfaatan panas bumi. Dengan kombinasi potensi alam, dukungan regulasi, dan teknologi yang terus berkembang, target menjadi “raja geothermal dunia” pada 2029 bukan hal mustahil.
Namun, keberhasilan ini tentu tak bisa dicapai sendirian. Perlu kerja sama lintas sektor dan keberanian mengambil risiko agar energi bersih menjadi tulang punggung masa depan Indonesia.