
Sinyal Optimisme dari Dunia Internasional
Setelah terpilih sebagai Presiden RI 2024-2029, Prabowo Subianto mengantarkan harapan besar, bukan hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi mitra dagang internasional. Salah satu pihak yang mencermati arah kebijakan ekonomi Prabowo adalah Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce). Mereka menunggu realisasi dua janji penting: penghapusan kuota impor dan relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Janji tersebut disambut positif karena dianggap dapat membuka peluang investasi asing yang lebih luas. Namun, Kadin AS juga menunjukkan sikap hati-hati. Mereka ingin melihat aksi nyata sebelum membuat komitmen baru dalam ekspansi bisnis di Indonesia.
Kenapa Kuota Impor dan TKDN Jadi Sorotan?
Selama ini, kuota impor dan kebijakan TKDN menjadi isu strategis dalam iklim usaha Indonesia. Kuota impor yang ketat sering dianggap sebagai hambatan bagi masuknya barang dan teknologi asing yang dibutuhkan dalam produksi. Sementara itu, aturan TKDN mewajibkan perusahaan menggunakan produk lokal dalam jumlah tertentu, yang kadang sulit dipenuhi oleh pelaku industri global.
Akibatnya, banyak perusahaan asing menilai regulasi ini membatasi fleksibilitas dan efisiensi bisnis mereka. Jika Prabowo benar-benar melonggarkan aturan ini, Indonesia bisa menjadi destinasi yang lebih menarik bagi investor, terutama dari Amerika Serikat.
Janji Prabowo, Harapan Pasar
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyatakan komitmennya untuk menciptakan iklim usaha yang lebih terbuka dan kompetitif. Ia juga menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi internasional sebagai bagian dari strategi pertumbuhan nasional.
Kebijakan relaksasi TKDN dan penghapusan kuota impor merupakan bagian dari strategi tersebut. Dengan langkah ini, pemerintah berharap bisa menarik lebih banyak investasi, mempercepat transfer teknologi, serta membuka lapangan kerja baru melalui proyek-proyek industri strategis.
Tantangan di Lapangan
Meski janji sudah disampaikan, implementasinya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah harus melakukan penyesuaian pada peraturan yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Belum lagi, ada kepentingan pelaku industri lokal yang khawatir kehilangan daya saing jika terlalu banyak produk impor masuk tanpa batas.
Oleh karena itu, realisasi janji Prabowo harus dilakukan secara bertahap dan bijak. Perlu ada dialog terbuka antara pemerintah, investor asing, dan pelaku industri dalam negeri agar kebijakan ini benar-benar berdampak positif bagi semua pihak.
Kesimpulan: Langkah Nyata Menanti Realisasi
Janji relaksasi kuota impor dan TKDN telah mencuri perhatian dunia usaha internasional, khususnya Kadin AS. Namun, tanpa implementasi konkret, semua itu akan tetap menjadi wacana semata. Kini, semua mata tertuju pada Prabowo—akankah ia segera menepati janjinya?
Jika langkah-langkah itu benar-benar terealisasi, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami lonjakan investasi asing yang signifikan. Saatnya pemerintah membuktikan bahwa Indonesia siap menjadi mitra ekonomi global yang terbuka dan progresif.