
Banyak orang panik saat merasakan nyeri di dada karena khawatir mengalami serangan jantung. Namun, penting diketahui bahwa tidak semua nyeri dada disebabkan oleh kondisi kardiovaskular. Salah satu penyebab umum lainnya adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.
Meski gejalanya bisa mirip, nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung memiliki karakteristik yang berbeda. Mengenali perbedaan ini sangat penting agar Anda bisa mengambil tindakan yang tepat dan tidak panik berlebihan.
Ciri-Ciri Nyeri Dada Akibat GERD
GERD terjadi saat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar (heartburn). Berikut beberapa tanda yang biasanya menyertai nyeri dada akibat GERD:
- Terasa seperti terbakar di dada atau tenggorokan, terutama setelah makan atau saat berbaring.
- Nyeri berpindah ke tenggorokan, disertai rasa pahit di mulut.
- Membaik setelah minum antasida atau mengubah posisi tubuh.
- Disertai sendawa berlebihan, perut kembung, dan rasa penuh di lambung.
- Tidak disertai keringat dingin, sesak napas, atau rasa tercekik.
Jika nyeri muncul setelah makan makanan berlemak, pedas, atau minuman berkafein, kemungkinan besar itu adalah gejala GERD.
Gejala Nyeri Dada Akibat Serangan Jantung
Di sisi lain, serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung tersumbat. Gejalanya lebih serius dan biasanya muncul secara tiba-tiba. Berikut tandanya:
- Nyeri terasa seperti ditekan benda berat, bisa menyebar ke lengan kiri, rahang, atau punggung.
- Disertai keringat dingin, mual, atau pusing.
- Sesak napas bahkan saat tidak beraktivitas berat.
- Nyeri tidak membaik meski Anda berganti posisi atau mengonsumsi obat lambung.
- Terasa seperti dada terhimpit, dan bisa disertai rasa takut akan kematian (anxious).
Jika gejala ini muncul, jangan tunda untuk segera ke rumah sakit.
Kapan Harus Waspada dan Periksa ke Dokter?
Meskipun Anda merasa yakin bahwa nyeri dada disebabkan oleh GERD, ada baiknya tetap waspada. Jika nyeri terjadi berulang, terasa sangat intens, atau disertai gejala lain seperti sesak napas dan mual hebat, segera konsultasikan ke dokter. Diagnosis mandiri bisa berbahaya, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung.
Kesimpulan: Kenali Gejalanya, Ambil Langkah Cepat
Membedakan nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung memang tidak selalu mudah, tetapi dengan mengenali ciri-ciri khas masing-masing, Anda bisa mengambil langkah yang tepat. GERD cenderung berkaitan dengan makanan dan posisi tubuh, sementara serangan jantung muncul tiba-tiba dan sering disertai gejala sistemik.
Jangan pernah meremehkan nyeri dada. Jika ragu, selalu pilih untuk memeriksakan diri ke tenaga medis profesional. Karena dalam urusan jantung, lebih baik waspada daripada menyesal.