
Generasi Z, Si Pendorong Perubahan
Generasi Z—yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an—sering diidentikkan dengan gaya hidup digital, kreativitas tanpa batas, dan kemampuan multitasking yang tinggi. Namun, di balik layar smartphone dan feed media sosial, ada tantangan besar yang mulai menghampiri: pajak.
Di tengah wacana reformasi perpajakan dan meningkatnya belanja negara, Indonesia memasuki era baru fiskal. Dengan struktur demografi yang didominasi usia muda, Gen Z kini punya peran vital dalam menopang keberlanjutan sistem pajak di masa depan.
Pajak Tak Lagi Soal Orang Tua
Dulu, pajak dianggap urusan orang tua. Namun kini, dengan maraknya wirausaha muda, content creator, freelancer, dan pekerja digital, Gen Z masuk ke dunia kerja lebih cepat dari generasi sebelumnya. Mereka menghasilkan pendapatan dari berbagai sumber, mulai dari endorsement hingga jualan online.
Di sinilah pentingnya pemahaman pajak. Sayangnya, banyak yang masih menganggap pajak sebagai beban, bukan tanggung jawab. Padahal, tanpa kontribusi pajak, pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, hingga subsidi pendidikan tidak akan berjalan lancar.
Mengapa Gen Z Perlu Melek Pajak?
Ada beberapa alasan mengapa Gen Z harus mulai memahami dan terlibat aktif dalam sistem perpajakan:
- Kemandirian Finansial
Dengan memahami pajak sejak dini, Gen Z akan lebih siap mengatur keuangan dan menghindari masalah hukum di masa depan. - Dampak Langsung ke Kehidupan Sehari-hari
Jalanan yang mereka lalui, beasiswa yang mereka terima, hingga subsidi internet—semuanya didanai dari pajak. - Membentuk Karakter Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Pajak bukan hanya angka, tapi wujud nyata kontribusi terhadap kemajuan bangsa.
Tantangan di Era Digital
Meski Gen Z melek teknologi, bukan berarti mereka otomatis paham soal pajak digital. Banyak yang belum tahu bahwa penghasilan dari YouTube, TikTok, atau e-commerce juga dikenai pajak. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan edukasi pajak yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Penting juga untuk menciptakan platform pajak yang ramah pengguna, agar pelaporan dan pembayaran pajak tidak terasa rumit.
Peran Pemerintah dan Edukasi Publik
Pemerintah memiliki peran kunci dalam membentuk kesadaran pajak di kalangan Gen Z. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Meningkatkan literasi pajak di sekolah dan kampus
- Menggaet influencer dan content creator untuk kampanye pajak
- Membuat simulasi pajak interaktif atau gamifikasi
- Menyediakan insentif pajak bagi UMKM muda
Kesimpulan: Saatnya Gen Z Ambil Peran
Gen Z bukan hanya masa depan, tapi juga masa kini ekonomi Indonesia. Dengan jumlah yang besar dan potensi finansial yang terus berkembang, mereka memiliki kekuatan nyata untuk memperkuat fondasi negara—termasuk lewat pajak.
Melek pajak bukan berarti harus ahli pajak. Namun dengan memahami peran dan kewajiban, Gen Z bisa menjadi agen perubahan dalam menciptakan sistem fiskal yang adil dan berkelanjutan.