Tragedi ledakan dalam proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di kawasan Gunung Putri, Garut, menyisakan duka mendalam. Kejadian ini menewaskan belasan orang dan melukai beberapa lainnya. Ledakan tersebut tak hanya mengejutkan warga sekitar, tetapi juga memantik respons dari berbagai tokoh nasional, termasuk anggota DPR RI dan politisi senior Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Lalu, bagaimana tanggapan para pejabat terkait? Apa saja langkah yang diusulkan agar insiden serupa tak terulang kembali? Berikut ulasan lengkapnya.

🏛️ Reaksi DPR: Evaluasi Sistem Pengelolaan Amunisi

Setelah insiden tersebut, sejumlah anggota Komisi I DPR RI langsung angkat bicara. Mereka menilai bahwa sistem pergudangan dan pemusnahan amunisi TNI harus dievaluasi secara menyeluruh. Wakil Ketua Komisi I DPR, Lodewijk F. Paulus, menegaskan pentingnya standarisasi dan pengawasan ekstra terhadap penyimpanan serta penghancuran amunisi usang.

Menurut Lodewijk, kejadian di Garut menjadi bukti nyata bahwa prosedur yang ada masih perlu diperbaiki. Ia pun mendesak TNI untuk melakukan investigasi internal yang transparan dan segera memberikan laporan kepada parlemen.

Lebih jauh, Komisi I juga meminta adanya audit menyeluruh terhadap fasilitas serupa di seluruh Indonesia guna mencegah ledakan akibat kelalaian atau kesalahan teknis.

🗣️ Dedi Mulyadi: Pemerintah Harus Hadir Bagi Korban

Di sisi lain, Dedi Mulyadi, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat, turut menyampaikan keprihatinannya. Ia secara langsung meninjau lokasi dan bertemu dengan keluarga korban. Dalam pernyataannya, Dedi meminta agar pemerintah, baik pusat maupun daerah, tidak lepas tangan dalam menangani dampak tragedi ini.

Menurutnya, selain bantuan medis dan logistik, para korban juga perlu mendapatkan perhatian dalam bentuk pendampingan psikologis dan jaminan hak atas perbaikan tempat tinggal. “Jangan sampai rakyat yang tidak tahu-menahu menjadi korban dan lalu dilupakan,” ujarnya.

Dedi juga menegaskan bahwa ke depan, prosedur pemusnahan amunisi harus dilakukan jauh dari pemukiman penduduk dan dengan pengamanan maksimal.

🔎 Apa yang Bisa Dipelajari?

Insiden ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya manajemen risiko dalam operasi militer, terutama yang berkaitan dengan bahan peledak. Meski pemusnahan amunisi merupakan kegiatan rutin, namun ketika dilakukan tanpa mitigasi risiko yang matang, maka konsekuensinya bisa fatal.

Karena itu, sinergi antara TNI, DPR, dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk mencari penyebab utama kejadian, tetapi juga untuk merumuskan kebijakan pencegahan jangka panjang.

🕊️ Penutup: Saatnya Perubahan Nyata

Ledakan di Garut bukan hanya insiden teknis, melainkan peringatan serius bagi seluruh pihak. Pemerintah, melalui DPR dan tokoh masyarakat seperti Dedi Mulyadi, telah menyuarakan pentingnya reformasi dalam pengelolaan amunisi.