
Demensia sering kali dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, kini semakin banyak kasus demensia yang terdiagnosis di usia muda, bahkan sebelum usia 65 tahun. Kondisi ini dikenal sebagai Young Onset Dementia (YOD). Meningkatnya angka kejadian membuat para ahli kesehatan mulai menyoroti faktor-faktor risiko yang bisa mempercepat munculnya gejala demensia di usia produktif.
Dengan mengenali pemicu sejak dini, kita dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif untuk menjaga kesehatan otak jangka panjang.
Gaya Hidup Tidak Sehat, Pemicu Utama
Salah satu faktor paling berpengaruh dalam peningkatan risiko demensia usia muda adalah gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan dapat mempercepat penurunan fungsi otak. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga memperbesar risiko terjadinya gangguan kognitif.
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan pun turut mempercepat kerusakan sel-sel otak. Kebiasaan buruk ini bisa memicu peradangan kronis dan menyumbat aliran darah ke otak, yang pada akhirnya memengaruhi daya ingat dan fungsi berpikir seseorang.
Gangguan Kesehatan Mental dan Stress Berkepanjangan
Selain faktor fisik, kesehatan mental juga memainkan peran besar. Stres yang tidak dikelola dengan baik, depresi berat, dan gangguan kecemasan kronis terbukti meningkatkan risiko demensia lebih awal. Otak yang terus-menerus berada dalam kondisi tertekan akan lebih cepat mengalami kelelahan dan kerusakan jaringan.
Tak hanya itu, insomnia atau kurang tidur kronis juga memperparah kondisi. Saat tidur, otak melakukan proses ‘pembersihan’ racun. Ketika tidur terganggu secara terus-menerus, proses ini tidak berjalan optimal, sehingga racun menumpuk dan mempercepat penurunan fungsi otak.
Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Meski gaya hidup dan kesehatan mental berperan besar, faktor genetik juga tidak bisa diabaikan. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer atau bentuk demensia lain, risikonya akan meningkat. Namun, bukan berarti seseorang pasti terkena. Gaya hidup sehat tetap dapat menurunkan peluang berkembangnya demensia meskipun ada faktor keturunan.
Dengan kata lain, faktor genetik bisa menjadi alarm awal, tapi bukan vonis akhir.
Paparan Polusi dan Cedera Kepala
Faktor lingkungan juga memainkan peran penting. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara, terutama partikel halus (PM2.5), dapat meningkatkan risiko kerusakan otak. Selain itu, cedera kepala serius akibat kecelakaan atau olahraga kontak keras juga dapat memicu demensia dini.
Oleh karena itu, menjaga keamanan saat berkendara, menggunakan pelindung kepala saat berolahraga, dan meminimalkan paparan polutan adalah langkah preventif yang perlu dipertimbangkan sejak dini.
Kesimpulan: Saatnya Jaga Otak Sejak Usia Muda
Demensia usia muda bukanlah mitos. Kondisi ini nyata dan bisa menyerang siapa saja jika tidak menjaga gaya hidup dan kesehatan mental dengan baik. Dengan memahami faktor risiko seperti gaya hidup buruk, stres kronis, genetik, dan paparan lingkungan, kita bisa lebih waspada dan bertindak preventif sejak awal.