Kini kita hidup di zaman yang tidak dapat lepas dari penggunaan plastik. Memang pada kenyataannya plastik sangat mempermudah kehidupan kita tetapi hal tersebut juga tidak lepas dari ancaman yang ditimbulkan bagi kehidupan.
Hal tersebut didukung dari fakta bahwa, polusi plastik menjadi salah satu masalah lingkungan yang banyak mengundang perhatian. Ini tidak lepas dari produksi produk plastik sekali pakai yang meningkat pesat, namun tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menangani limbahnya [1].
Polusi plastik banyak ditemukan di negara berkembang di Asia dan Afrika, karena sistem pengumpulan sampah seringkali berjalan tidak efisien. Sedangkan di negara maju, terutama di negara dengan tingkat daur ulang yang rendah, juga mengalami kesulitan untuk mengatasi plastik bekas dengan benar [1].
Ada beberapa fakta yang mengejutkan mengenai plastik [1]:
- Produksi plastik meningkat secara eksponensial dari 2,3 juta ton pada tahun 1950 menjadi 448 juta ton pada tahun 2015. Produksi plastik diharapkan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050.
- Setiap tahun, sekitar 8 juta ton sampah plastik keluar ke lautan dari negara-negara pesisir. Hal itu setara dengan memasang lima kantong sampah penuh sampah di setiap garis pantai di seluruh dunia.
- Fakta lainnya adalah plastik seringkali mengandung zat aditif yang membuatnya lebih kuat, lebih fleksibel, dan tahan lama. Akan tetapi banyak dari zat aditif tersebut dapat memperpanjang umur produk jika menjadi sampah, dan agar terurai membutuhkan setidaknya berkisar 400 tahun lamanya.
Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan sampah plastik adalah: [2]
-
Membutuhkan ratusan tahun untuk terurai
Plastik memang sebuah inovasi yang membuat sebuah kemasan menjadi lebih efektif dan efisien. Akan tetapi hal tersebut juga memberikan dampak yang buruk bagi bumi. Karena sampah plastik yang sulit untuk terurai di alam. Membutuhkan ratusan tahun agar sampah plastik dapat terurai sempurna yang berakibat penumpukan sampah yang tak terkendali.
-
Pencemaran udara akibat pembakaran sampah plastik
Kurangnya edukasi membuat kegiatan pembakaran pada sampah masih menjadi kegemaran masyarakat Indonesia. Faktanya, asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik sangat membahayakan kesehatan manusia. Kualitas udara di lingkungan akan menjadi menurun.
-
Ekosistem laut terganggu
Masalah pencemaran sampah plastik tertinggi adalah di laut. Karena banyaknya sampah yang hanyut terbawa dari air sungai yang tercemar. Banyak makhluk hidup laut yang memakan sampah plastik tersebut dan berakhir mati. Hal itu disebabkan karena ikan-ikan tersebut mengira itu adalah makanan mereka. Tidak hanya itu banyak juga hewan laut yang terperangkap oleh sampah plastik.
-
Terganggunya kesehatan manusia
Mengapa penggunaan plastik dapat mempengaruhi kesehatan manusia? Karena faktanya plastik itu sendiri mengandung senyawa-senyawa kimia yang sangat mudah bertransfer ke dalam makanan atau minuman.
Selain itu, ikan-ikan yang kita makan mempunyai potensi terkontaminasi oleh mikroplastik dan juga secara tidak langsung manusia juga ikut memakan plastik dari ikan yang dimakan tersebut.
Berdasarkan dampak penggunaan sampah plastik yang telah dijelaskan diatas. Kini Anda harus lebih bijak dalam penggunaan plastik. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari dampak tersebut terjadi.
Anda bisa mengganti plastik dengan tas kain sebagai wadah disaat Anda berbelanja atau hal yang paling terpenting yang masih sering dilupakan adalah membuang sampah pada tempatnya. Padahal kegiatan kecil itu sangat berdampak positif bagi lingkungan maupun makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya.
Seperti AQUA yang berkolaborasi dengan H&M dengan membuat inovasi pembuatan pakaian anak-anak yang terbuat dari botol plastik bekas yang dikumpulkan. Pastinya kegiatan ini sangat membantu dalam mengurangi polusi yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah plastik [2].
Sumber:
https://www.nationalgeographic.com/environment/article/plastic-pollution