Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali melanda Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi pemandangan sehari-hari. Warga pun mulai resah karena aktivitas harian mereka terganggu. Tidak hanya masyarakat biasa, para pengemudi ojek online hingga pelaku usaha kecil juga merasakan dampaknya secara langsung.

Selain itu, kelangkaan ini memicu kenaikan harga BBM eceran di tingkat pengecer. Beberapa pedagang menjual dengan harga jauh di atas rata-rata. Dalam kondisi seperti ini, aparat kepolisian pun turun tangan untuk menertibkan situasi.

Polisi Intensifkan Pengawasan di SPBU

Menanggapi kondisi ini, aparat kepolisian setempat memperketat pengawasan di sejumlah SPBU. Langkah ini bertujuan untuk mencegah praktik penimbunan dan pengetapan BBM yang diduga menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan.

Kapolresta Balikpapan menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim gabungan untuk melakukan patroli rutin di SPBU strategis. Tim ini bertugas memantau kendaraan yang membeli BBM dalam jumlah mencurigakan atau melakukan pengisian berulang kali dalam waktu singkat.

“Kami sudah mencatat beberapa kendaraan yang dicurigai sebagai pengetap. Mereka akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kapolresta dalam konferensi pers, Rabu pagi.

Siapa Itu Pengetap dan Bagaimana Mereka Bekerja?

Pengetap adalah oknum yang membeli BBM dari SPBU dalam jumlah besar, lalu menyimpannya untuk dijual kembali secara ilegal dengan harga lebih tinggi. Praktik ini tidak hanya merugikan masyarakat umum, tetapi juga memperburuk kelangkaan BBM.

Biasanya, para pengetap menggunakan kendaraan modifikasi dengan tangki tambahan tersembunyi. Mereka datang ke SPBU secara bergantian atau menggunakan joki untuk mengelabui petugas.

Oleh karena itu, kepolisian bekerja sama dengan pengelola SPBU untuk memperketat pengawasan terhadap kendaraan yang masuk. Teknologi CCTV juga dimanfaatkan untuk memantau aktivitas mencurigakan secara real-time.

Masyarakat Didorong Berperan Aktif

Selain tindakan hukum, edukasi kepada masyarakat juga menjadi fokus. Kepolisian mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan terkait distribusi BBM.

Dengan adanya kerja sama antara aparat, pengelola SPBU, dan masyarakat, diharapkan distribusi BBM bisa kembali normal dalam waktu dekat. Pemerintah daerah pun telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pasokan tetap stabil.

Langkah Nyata untuk Solusi Jangka Panjang

Untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan, beberapa solusi jangka panjang sedang dipertimbangkan. Salah satunya adalah penerapan sistem digital berbasis QR Code untuk pembelian BBM subsidi, yang hanya bisa diakses oleh kendaraan terdaftar.

Selain itu, peningkatan stok BBM dan pengawasan jalur distribusi juga terus dilakukan. Diharapkan, langkah-langkah ini mampu menutup celah bagi para pelaku ilegal yang selama ini merugikan banyak pihak.

Kesimpulan

Kelangkaan BBM di Balikpapan bukan sekadar masalah logistik, melainkan juga soal penegakan hukum dan kesadaran masyarakat. Polisi telah menunjukkan langkah cepat dan tegas dengan mengawasi SPBU dan memburu para pengetap. Kini, peran masyarakat dalam menjaga distribusi BBM yang adil dan merata menjadi semakin penting. Mari bersama-sama menjaga agar krisis ini tidak terulang.