
Pendiri es krim Ben & Jerry’s, Ben Cohen, kembali menjadi sorotan publik. Namun kali ini, bukan karena rasa es krim unik atau kampanye pemasaran kreatif, melainkan karena aksi protesnya terhadap serangan Israel di Gaza. Pada awal Mei 2025, Cohen ditangkap saat ikut serta dalam demonstrasi damai di luar Gedung Putih, Amerika Serikat. Penangkapannya menjadi bukti nyata bahwa aktivisme sosial tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas merek legendaris ini.
Aksi Damai Berujung Penangkapan
Aksi yang diikuti Cohen merupakan bagian dari gerakan solidaritas untuk rakyat Palestina. Bersama sejumlah aktivis lainnya, ia menyerukan agar pemerintah AS menghentikan dukungan militer terhadap Israel. Mereka juga mendesak gencatan senjata permanen di Gaza, yang sejak akhir 2023 dilanda konflik berkepanjangan.
Namun, ketika para demonstran menolak membubarkan diri sesuai instruksi kepolisian, beberapa di antaranya ditangkap—termasuk Cohen. Momen penangkapannya pun terekam media dan cepat viral di media sosial. Banyak netizen memuji konsistensinya dalam memperjuangkan keadilan sosial, meski usianya telah menginjak lebih dari 70 tahun.
Ben & Jerry’s: Es Krim yang Tak Pernah Dingin soal Keadilan
Sejak awal berdirinya pada tahun 1978, Ben & Jerry’s memang dikenal bukan hanya karena es krim lezatnya, tapi juga sikap vokalnya terhadap isu-isu sosial. Dari perubahan iklim hingga hak-hak sipil, merek ini selalu menyuarakan kepedulian secara terbuka. Bahkan, pada tahun 2021, perusahaan sempat mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penjualan produknya di wilayah pendudukan Israel karena alasan moral.
Dengan demikian, aksi Cohen bukanlah hal yang mengejutkan. Ia hanya melanjutkan jejak panjang komitmen sosial yang telah lama dibangun bersama rekannya, Jerry Greenfield.
Dukungan dan Kritik Berdatangan
Tidak butuh waktu lama, penangkapan Cohen menuai beragam reaksi. Banyak aktivis, tokoh masyarakat, dan selebritas menunjukkan dukungan terhadap tindakannya. Mereka menilai keberanian Cohen sebagai simbol penting perlawanan damai terhadap ketidakadilan global.
Namun di sisi lain, tidak sedikit pihak yang mengkritik aksinya. Beberapa kelompok pro-Israel menyebut Cohen terlalu mencampuri urusan luar negeri dan menyebarkan narasi yang tidak seimbang. Meskipun demikian, Cohen tetap kukuh pada pendiriannya: “Kita tidak bisa diam saat ketidakadilan terjadi, di mana pun itu,” ujarnya dalam sebuah pernyataan setelah dibebaskan.
Kesimpulan: Aktivisme Tak Mengenal Pensiun
Penangkapan Ben Cohen membuktikan bahwa kepedulian sosial bukan sekadar tren, melainkan nilai yang bisa terus dibawa sepanjang hidup. Dari dapur es krim ke jalanan protes, Cohen menunjukkan bahwa keberanian untuk bersuara adalah bentuk kontribusi nyata terhadap dunia yang lebih adil.
Kini, dunia tak hanya mengenal Ben & Jerry’s karena rasa yang unik, tapi juga karena keberanian pendirinya dalam berdiri di pihak yang tertindas—tanpa ragu dan tanpa takut.