
Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik, telah meninggalkan dunia dengan warisan moral dan spiritual yang sangat kuat. Di tengah segala kemewahan dan sorotan global yang menyertainya, beliau justru menunjukkan gaya hidup yang sangat sederhana. Melalui cara hidupnya, Paus Fransiskus tidak hanya menjadi simbol iman, tetapi juga contoh nyata kesederhanaan dan kepedulian sosial. Berikut enam gaya hidup sederhana Paus Fransiskus yang layak dijadikan teladan.
1. Tinggal di Wisma, Bukan Istana
Alih-alih menetap di Istana Apostolik yang megah, Paus Fransiskus lebih memilih tinggal di Casa Santa Marta, wisma tamu sederhana di dalam Vatikan. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Ia ingin hidup lebih dekat dengan orang-orang biasa dan menolak jarak yang sering tercipta antara pemimpin dan umatnya. Dengan tinggal di tempat yang sederhana, ia membuktikan bahwa jabatan tinggi tak harus diiringi kemewahan.
2. Menolak Kemewahan Kendaraan
Sebagai pemimpin dunia, ia memiliki akses ke kendaraan mewah, namun ia justru menggunakan mobil kecil seperti Fiat 500 dan Ford Focus. Bahkan saat kunjungan resmi ke berbagai negara, ia kerap memilih kendaraan lokal yang sederhana. Ini adalah pesan kuat tentang rendah hati dan penolakan terhadap gaya hidup berlebihan.
3. Berpenampilan Sederhana
Berbeda dari para pendahulunya yang menggunakan aksesori emas dan jubah megah, Paus Fransiskus tampil sederhana. Ia memilih salib besi dan sepatu hitam polos. Penampilannya yang bersahaja memperkuat pesan tentang pentingnya esensi daripada penampilan luar.
4. Menyumbangkan Gaji untuk Kemanusiaan
Paus Fransiskus tidak mengambil keuntungan pribadi dari posisinya. Ia dilaporkan menyumbangkan gajinya untuk amal, pendidikan, dan bantuan kemanusiaan. Dengan tindakan ini, ia menunjukkan bahwa kekuasaan seharusnya digunakan untuk melayani, bukan memperkaya diri.
5. Dekat dengan Kaum Marginal
Selain hidup sederhana, Paus Fransiskus juga dikenal sangat dekat dengan kaum miskin, migran, dan orang-orang terpinggirkan. Ia secara rutin mengunjungi penampungan tunawisma dan pusat rehabilitasi. Baginya, pelayanan langsung kepada yang menderita adalah inti dari kepemimpinan spiritual.
6. Menolak Perlakuan Istimewa
Meskipun menjabat sebagai pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus sering menolak perlakuan khusus. Ia mengantri makanan bersama staf, menyapa pengunjung tanpa protokol berlebihan, dan sering terlihat berbicara langsung dengan umat. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah pelayan bagi semua.
Kesimpulan: Warisan Kesederhanaan yang Menginspirasi
Wafatnya Paus Fransiskus menjadi duka bagi dunia, namun nilai-nilai hidupnya akan terus hidup dalam hati jutaan orang. Gaya hidupnya yang sederhana menjadi simbol kekuatan moral dan keteladanan sejati. Kini, saatnya kita meneladani semangat hidupnya—menjalani hidup dengan rendah hati, penuh kasih, dan jauh dari kemewahan yang tak perlu.